Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Sakti Lolos dari Maut

Kompas.com - 11/08/2008, 08:43 WIB

Alifia akhirnya dikeluarkan dari ruang ICU dalam kondisi masih mengenakan selang pernapasan. Ayahanda Alifia, Hendri, kemudian mencabut selang oksigen dari hidung putrinya. Ketika selang dicabut, bayangan kematian Alifia pun muncul dalam benak Hendri dan Hasim, tapi sang ibu, Buraidah, tetap yakin anaknya selamat.

Hasim semakin berkecil hati setelah Alifia dibawa dengan mobil sewaan menuju rumah. "Waktu berada di dalam mobil, kondisi anak saya sudah kaku. Tidak ada napas. Badannya pun biru. Matanya merem," kata Hasim.

Melihat itu, Hasim yang ditemani istrinya, Dalilah, menyimpulkan Alifia telah meninggal dunia. Kesimpulan tersebut disampaikan kepada sanak keluarga yang menunggu di rumah di Rawabelong. Lalu, kabar kematian Alifia disiarkan melalui pengeras suara mushala yang terletak persis di depan kediaman Haism. Hendri-Buraidah tinggal bersama Hasim. Para tetangga dan handai taulan pun berkumpul untuk melayat.

Sebagian warga mengibarkan bendera kuning dan memasangnya di sudut-sudut jalan. Sementara warga lainnya menggali liang kubur di areal pemakaman keluarga H Hasim yang terletak di belakang rumah. Semakin siang, jumlah pelayat yang datang semakin banyak.

Begitu sampai di rumah, Alifia langsung dibawa ke kamar ibunya. Tapi Buraidah dan Hendri belum yakin Alifia meninggal. "Lalu ada orang yang mengerti kesehatan datang memeriksa. Orang itu menyatakan Alifia masih hidup," kata Buraidah.

Air putih

Orang tersebut meminta segelas air putih. Setelah membaca doa, dia meneteskan air ke mata Alifia dan meminumkannya. Setelah itu, datang lagi dua pemuka agama mendoakan Alifia.

Tak lama berselang, gerak dada Alifia lebih jelas. "Tangannya juga gerak lagi, disusul kakinya yang gerak-gerak," kata Hasim yang tak habis-habisnya bersujud. Setelah itu, Alifia buang air kecil.

Dengan cepat tersebar kabar bahwa Alifia hidup kembali. Warga lantas menggelar doa bersama untuk Alifia. Semalam, saat Warta Kota tiba, kediaman Hasim masih ramai didatangi orang.

Hasim adalah guru di SDN 13 Palmerah dan Hendri bekerja serabutan. Dengan latar belakang ekonomi seperti ini, Hasim dan Hendri tak sanggup membayar ongkos perawatan Alifia selama di ICU RSAB Harapan Kita.

Dokter jaga dan beberapa perawat RSAB Harapan Kita semalam membenarkan Alifia pernah dirawat di sana. Menurut mereka, Alifia dibawa pulang paksa oleh orangtuanya. "Apa penyakitnya kami tidak tahu. Mengapa dibawa pulang paksa, kami juga tidak tahu. Silakan hubungi pejabat yang berwenang pada hari Senin," kata seorang dokter yang enggan menyebutkan namanya. (Warta Kota/tos/yos)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com