Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Dokter Bunuh Pembantu

Kompas.com - 24/07/2008, 09:29 WIB

Saat itu, Renata minta Ronald memeriksa Lina yang katanya belum kunjung siuman akibat jatuh dari tangga. Menurut Satini, Ronald tiba di rumah Renata pada Selasa sore. Setelah memeriksa Lina, dia menyarankan Lina dibawa ke RSCM. Renata lantas meminta Marudi, sopir keluarga Renata, mengantar ke RSCM. Renata ikut di mobil itu.

Renata dan Lina tiba di RSCM sekitar pukul 21.00. Dokter yang memeriksa Lina menyatakan gadis tersebut meninggal beberapa jam sebelum dibawa ke RSCM.

Menurut Satini, malam itu juga Renata mengancam agar ia dan Anisa tutup mulut. Dia meminta agar Satini dan Anisa mengatakan Lina meninggal karena jatuh dari loteng. Namun, diam-diam, kedua wanita sedaerah asal dengan Lina tersebut melapor ke polisi. Kapolrestro Jakarta Barat Kombes Iza Fadri mengatakan, pada tahun 1996 Renata ditangkap polisi atas dugaan menganiaya pembantunya hingga tewas. "Di persidangan hakim memutuskan Renata terkena gangguan jiwa dan harus dirawat di rumah sakit jiwa," katanya.

Saat itu, kata Iza, saksi ahli di sidang menyatakan Renata berkepribadian ganda. "Setelah melakukan pembunuhan, Renata mengaku tidak tahu dan lupa," kata Iza. Dengan kata lain, pembunuhan tersebut dilakukan oleh pribadi lain di tubuh Renata.

Menurut Iza, Renata mengaku menyiksa Lina karena gadis itu kerap berkelahi dengan pembantu yang lain. Iza juga mengatakan Renata akan dikirim ke Rutan Wanita Pondokbambu.

Sementara itu, Yani, suami Renata, mengaku tidak tahu perbuatan keji yang dilakukan istrinya. Menurut Yani, selama ini istrinya normal.

Sedangkan Satini dan Anisa mengaku, selama bekerja di rumah Renata mereka kerap dipukul Renata. Bahkan Renata juga membatasi jatah makan mereka. "Kami juga dilarang untuk keluar dan bertemu orang lain," kata Satini. Adapun Lina sudah sembilan bulan bekerja di rumah Renata. (Warta Kota/tos)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com