Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi yang Nyata dalam Cerpen

Kompas.com - 12/07/2008, 01:04 WIB

Akhir cerita ini memberikan sebuah penjelasan yang kuat. Yang juga surprising, sebagaimana umumnya ending cerpen-cerpen Indonesia. Di mana mimpi yang dialami oleh kedua tokoh ”Aku” itu ternyata berkoneksi. Dan koneksi itu ternyata adalah refleksi dari koneksi atau hubungan mereka di alam nyata, alam yang sebenarnya.

Mimpi dalam nyata

Berbeda dengan cerpen yang ditulis oleh NHD di atas, dalam cerpen dengan judul yang sama, ”Mimpi” dalam antologi cerpennya, Gres (2005), Putu Wijaya justru menghadirkan ketaksadaran dalam kesadaran melalui tokoh utama cerita, Pian. Tokoh Pian ingin sekali bermimpi makan enak di restoran. Dan suatu kali Pian pergi menonton sebuah pertunjukan balet di TIM. Di tengah pertunjukan itu Pian tertidur. Pian bermimpi dijamu oleh seseorang yang seperti Idi Amin.

Waktu sadar Pian sudah tergolek di lantai. Teater Terbuka TIM sudah kosong. Lampu-lampu sudah dipadamkan. Tinggal Pian sendirian. Untuk sesaat Pian terkesima. Tetapi, setelah menenangkan pikirannya, ia hampir berani menyimpulkan bahwa ia sebenarnya sedang dalam keadaan tak sadar, tetapi di alam mimpi (hal 40).

Apa yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam cerpen ”Mimpi” karya NHD dan Putu Wijaya ini sesungguhnya merupakan refleksi dari kondisi masyarakat saat ini. Realitas kehidupan yang terjadi nyaris tak bisa dibedakan dengan dunia mimpi. Di dalam cerpen Gres-nya Putu Wikaya membuka dengan berita tentang seorang ayah yang memakan anaknya sendiri. Ia mengaku hal tersebut dilakukannya dalam mimpi.

Dahulu, peristiwa ayah memakan anak kandungnya sendiri, seperti dalam cerpen Putu Wijaya, hanya mungkin terjadi di dunia mimpi. Namun kini, ”produk” dunia mimpi itu bisa kita dapati dalam kehidupan nyata. Lalu, manakah dalam kehidupan kita yang sesungguhnya nyata dan manakah yang sesungguhnya mimpi? Atau sungguhkah, hidup ini sebenarnya hanyalah mimpi?

Denny Prabowo Cerpenis, Pengurus Perpustakaan, Menetap di Kota Depok

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com