Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keracunan Karbon Monoksida = Mati Indah

Kompas.com - 17/06/2008, 12:14 WIB

JAKARTA,SELASA - Kematian yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida (CO) adalah kematian yang tidak pernah disadari. Gejalanya pun "menyenangkan", merasa rileks dan berhalusinasi. Korban keracunan jarang sekali bisa menyelamatkan diri dari kondisi sekitar yang penuh gas CO.

Dokter Elisna Syahrudin Sp P dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Persahabatan Jakarta, bahkan menyebut mati akibat keracunan gas CO sering disebut "mati indah".

"Karena tanda-tandanya memang merasa rileks, di mana mati yang begitu namanya mati indah," ujar Elisna ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (16/6), berkait dengan kembali ditemukannya pasangan muda-mudi yang tewas akibat keracunan gas CO di dalam mobil di Ancol, kemarin.

Secara medis, katanya, gas CO adalah kompetitor dari Hemoglobin Oksida (HbO) yang mengikat oksigen dan mengantarkan ke paru-paru dan ke seluruh sel tubuh, mulai dari otak hingga sel-sel tubuh lainnya. Ketika gas CO terhirup berlebihan, maka gas ini mengikat lebih kuat sehingga meghalangi Hemoglobin darah mengikat oksigen.

"Padahal yang disebut bernafas adalah (menghirup) oksigen dari luar masuk ke darah, diikat Hemoglobin, baru diantarkan ke sel-sel tubuh. Jadi kalau CO menghalangi, ya sel-sel tubuh itu tidak mendapat oksigen," ujar Eslina. Otak, katanya, termasuk sel tubuh yang akan berhenti bekerja jika tidak menerima pasokan oksigen lebih dari delapan menit dan akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh yang lain.

Menanggapi kasus kematian sepasang muda-mudi di dalam mobil yang terjadi di kawasan Ancol kemarin, Eslina mengatakan, kemungkinan terbesar adalah terjadi kebocoran knalpot sehingga menyebabkan gas CO masuk ke dalam ruangan mobil. Kematian akhirnya juga dipengaruhi aktivitas yang dilakukan di dalam mobil itu. Semakin besar aktivitas, semakin cepat kematian merenggut.

"Kita nggak tahu apa yang dilakukan mereka. Tapi kalau sambil melakukan sesuatu apa gitu, kan bernafasnya lebih cepat, tarikan oksigennya dari paru lebih cepat. Nah yang tinggal cuma CO," ujar Eslina. Karena itu, ia mengimbau untuk tidak menutup penuh kaca mobil ketika hendak tidur atau bersantai di dalam mobil.

Dokter spesialis paru ini juga mengingatkan bahwa kasus keracunan juga sering terjadi di kawasan dingin, di mana masyarakatnya sering menggunakan kayu bakar untuk menghangatkan ruangan atau bahkan badan. "Padahal, itu berpotensi mengakibatkan kematian jika kayu bakarnya masih basah atau tidak terlalu kering," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com