Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemas Siap Diperiksa Jamwas Kejagung

Kompas.com - 16/06/2008, 16:51 WIB

JAKARTA, SENIN - Mantan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kemas Yahya Rahman siap diperiksa tim Pengawasan Kejaksaan Agung. Kemas juga mengaku siap apabila dipanggil untuk bersaksi di Pengadilan Tipikor. "Untuk Jamwas, sampai sekarang belum (ada panggilan). Justru saya menunggu-nunggu," tegas Kemas di Kejagung, Jakarta, Senin (16/6).

Kemas mengaku bahwa dirinya menelepon Artalyta pada tanggal 1 Maret 2008. Yakni satu hari setelah dirinya mengumumkan penghentian penyelidikan dua kasus BLBI yakni BCA dan BDNI. Ia menelepon Artalyta dengan alasan Artalyta pernah menemui dan menanyakan hasil penyelidikan. "Karena pernah datangi saya tanya bagaimana hasilnya, ya saya jawab," ujarnya.

Bagi Kemas, pemberian informasi kepada Artalyta adalah kewajiban pejabat untuk memberikan informasi kepada masyarakat. "Yang jelas, saya tidak maksud apa-apa (telepon dengan Artalyta)," tambahnya.

Kemas mengaku tidak ada kaitan dengan uang suap sebesar 660.000 dollar AS yang diberikan Artalyta Suryani atau Ayin. "Kalau saya ada kaitan dengan uang itu, saya kan Jampidsus. Begitu (Urip) ketangkep, pasti saya ditelepon dulu. Logikanya begitu. Kan kenyataannya tidak," ujarnya.

Ditanya tentang perkenalannya dengan Artalyta, Kemas mengaku lupa kapan ia mengenal. Kemas membantah memiliki hubungan yang dekat atau intim dengan Artalyta. "Kalau saya intim dengan Artalyta, dia pasti telepon saya. Justru saya yang telepon dia," ujarnya.

Mengenai panggilan dari jaksa KPK untuk hadir di Pengadilan Tipikor, Kemas mengaku belum ada panggilan. Ia mengaku siap untuk bersaksi di pengadilan untuk menjelaskan hal-hal yang ia ketahui. (Persda Network/Yuli S).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com