JAKARTA,KAMIS - Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY dan segenap jajarannya karena telah menangkap dan menahan Habib Rizieq di Polda Metro Jaya. Namun, Gus Dur mengharapkan pemerintah juga segera membubarkan Front Pembela Islam (FPI) dan Komando Laskar Islam (KLI).
"Kami berterima kasih sekarang sudah ditahan, lebih berterima kasih kalau dibubarkan. Kalau nggak dibubarkan, kita nanti yang bubarkan, emang hanya pemerintah saja di dunia ini," ujar Gus Dur dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/6) sore. Pasalnya, menurut Gus Dur, dua kelompok ini sudah terlalu sering membuat kericuhan dan menimbulkan keresahan.
Gus Dur juga menyesalkan tindakan Munarman sebagai pengacara hukum yang justru melarikan diri dari proses hukum. Meski demikian Gus Dur tidak akan menyuruh siapa pun untuk secara keras bertindak membubarkan FPI dan KLI. Hanya saja, ia tidak bisa menjamin jika ada yang bertindak demikian. "Saya nggak menyuruh tapi keadaannya memang begitu. Tapi sampai itu belum dibubarkan, saya belum puas," tandas Gus Dur.
Gus Dur juga mengelak ketika ditanyai, mengapa dia tidak membubarkan FPI --yang berdiri sejak tahun 1998-- ketika dia menjabat sebagai presiden. Menurut Gus Dur, pada saat itu permasalahan FPI bukan menjadi prioritas pemerintahannya.
"Waktu itu, prioritas saya ya menjaga supaya Indonesia jangan terurai. Kesatuan bangsa yang menjadi prioritas, jadi waktu itu saya paling tidak sekali seminggu ke luar negeri. Saya juga berencana men-tackle di akhir pemerintahan saya. Tapi kemudian kan saya dilengserkan," elak Gus Dur.
Sementara itu, Pemimpin Asosiasi Pendeta Indonesia Tjahjadi Nugraha yang juga turut hadir dalam konferensi pers ini mengatakan permasalahannya lebih dari sekedar masalah bubar atau tidak. "Semua peristiwa menunjukkan hukum dan konstitusi diabaikan oleh negara dan sebenarnya penegakan konstitusilah yang harus lebih diperjuangkan oleh pemerintah," ujar Tjahjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.