Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lontong Tuyuhan, Gurih dan Pedas

Kompas.com - 25/05/2008, 08:04 WIB

Hartono (72), warga Desa Sumbergirang, Kecamatan Lasem, mengaku menjadi langganan Munzeri sejak Munzeri berjualan keliling. Selain terkesan dengan bentuk dan kegurihan lontong, ia sangat menyukai rasa daging ayamnya.

”Dagingnya empuk, tidak alot. Jika dipisahkan dari kuah, daging itu tetap gurih karena bumbu-bumbu kuah meresap di dalamnya,” ujar Hartono yang datang seminggu tiga kali.

Munzeri menggunakan daging ayam kampung. Setiap hari, ia menghabiskan 10-12 ekor.

Daging itu dimasak berbarengan dengan bumbu-bumbu, termasuk tambahan cabai merah yang ditumis sampai layu. Aroma kuah yang memadukan daun salam dan serai semakin menambah cita rasa lontong tuyuhan.

Menurut Munzeri, generasi ketiga penerus penjual lontong tuyuhan pertama, Mbah Latmin, cita rasa lontong tuyuhan tidak terlepas dari kepercayaan para penjualnya. Mereka meyakini lontong hanya akan terasa enak jika dimasak dengan air Desa Tuyuhan.

Hal itu diperkuat dengan pernyataan sejumlah pelanggan. ”Kalau tidak dimasak dengan air Desa Tuyuhan, rasanya lain,” kata Ny Barudin (42), pelanggan Munzeri dari Desa Gedungmulyo, Kecamatan Lasem.

Bila kita membeli lontong tuyuhan, penjual biasanya akan menawarkan potongan ayam opor menggunakan istilah yang populer di sana, seperti gending, sempol, mentok, dan rongkong, biasa terlontar dari mulut warga Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Gending merupakan sebutan untuk paha atas ayam, sempol untuk paha bawah, mentok untuk dada, dan rongkong untuk leher. Kata-kata yang terlahir sejak beberapa dekade itu kini digunakan para penjual lontong tuyuhan saat menawarkan potongan ayam dagangannya.

Angkring

Rata-rata para penjual lontong di Pusat Penjualan Lontong Tuyuhan berdagang sejak pukul 12.00 hingga 20.00, khusus warung Lontong Tuyuhan Munzeri tutup pukul 16.00.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com