Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malang: Libur Asyik di Coban Rondo

Kompas.com - 07/05/2008, 18:17 WIB

Tempat yang resminya baru dijadikan obyek wisata tahun 1980 ini, memang fantastis. Tapi kurangnya pengawasan membuat pada bagian tertentu tercoreng oleh ulah tangan-tangan jahil manusia. Beberapa tulisan di batu-batu atau goresan di pepohonan menjadi "suvenir" dari pengunjung yang usil. Larangan untuk terjun ke kali atau mandi di dekat coban itu pun banyak dilanggar.

Tapi jika tidak musim hujan dan ditambah sedikit keberanian Anda bisa merasakan dinginnya air terjun yang begitu menyegarkan secara langsung dengan mandi atau berendam. Saat SENIOR berkunjung, obyek wanawisata ini memang seperti memberikan segala keindahannya. Angin sejuk yang bertiup sepoi-sepoi dan lambaian dedaunan membuat siapapun akan merasa berada di jantung surga dunia. Tentu tidak sebanding dengan biaya masuk yang hanya Rp 2.900 dan untuk parkir kendaraan roda empat Rp 1.000.

Lokasi Wanawisata Coban Rondo yang terletak di Desa Pondesari, Kecamatan Pujon, ini berada pada ketinggian 1.135 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata sekitar 22 derajat Celcius dengan curah hujan kurang lebih 1.721 milimeter per tahun. Airnya berasal dari sumber di Cemoro Dudo, dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan dan 90 liter per detik di musim kemarau. Obyek ini memang berada di kawasan yang dikuasai Perum Perhutani, sehingga pengelolaan wisatanya pun ditangani pihak Perhutani.

Menurut petugas di pintu masuk, pada hari-hari biasa pengunjung tetap ada. Jumlahnya 100-200 orang. Jumlah itu melonjak drastis pada hari Minggu dan liburan sekolah, bisa 2.500 orang atau lebih.

Kisah Penantian Janda

Coban Rondo sendiri memiliki legenda yang romantis. Pada sebuah "prasasti" yang ada di lokasi itu, disebutkan bahwa Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah pernikahannya berjalan selapan (35 hari), Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro.

Orangtua Dewi melarang keinginan tersebut, tapi pengantin baru itu tetap bersikeras untuk melakukan perjalanan yang diinginkan. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Joko Lelono yang tidak jelas asal-usulnya. Melihat kecantikan Dewi Anjarwati, Joko Lelono terpikat dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia langsung akan merebut dari tangan Baron Kusuma, yang dengan tegas juga ingin mempertahankan istrinya.

Perkelahian pun tidak terhindarkan. Sebelum duel berlanjut, Baron Kusuma minta kepada ponakawan (pelayan) yang menyertai untuk menyembunyikan Dewi Anjarwati di tempat yang ada cobannya (air terjun). Pikirnya, setelah mengalahkan Joko Lelono ia akan menyusul istri dan pelayannya itu ke tempat persembunyian mereka.

Akan tetapi, ternyata dalam perkelahian itu mereka berdua mati bersama, dan Dewi Anjarwati pun menjadi janda (rondho). Sejak itulah mereka menyebut tempat persembunyian Dewi Anjarwati itu sebagai Coban Rondo (Air Terjun Janda). Batu besar yang terletak di dasar coban itu konon merupakan tempat Dewi Anjarwati duduk menantikan sang suami. Bisa dipercaya, bisa juga tidak. Tetapi, yang pasti tempat itu terasa sangat sejuk.

Nah, bagimana teatarik untuk berkunjung sekaligus menemukan lokasi wisata yang benar-benar memberikan segala yang Anda inginkan.

Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, dari Batu akan sangat mudah menemukannya. Jika menggunakan angkutan umum, Anda bisa memulai dari terminal bis Batu dan dilanjutkan dengan bis ke arah Kediri atau Jombang dan turun di mulut pintu masuk Wanawisata Coban Rondo. Selamat berwisata. (SENIOR/Lalang Ken Handita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com