Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Pertimbangkan Keluar dari OPEC

Kompas.com - 06/05/2008, 12:11 WIB

Laporan Wartawan Kompas, Suhartono

JAKARTA,SELASA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan apakah Indonesia akan tetap sebagai anggota negara-negara pengekspor minyak atau akan keluar. Sebab, Indonesia kini tidak lagi dikenal sebagai negara pengekspor minyak.

Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional  Tahun 2008 di Jakarta, Selasa (6/5) pagi. Hadir dalam acara itu Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta seluruh menteri dan kepala daerah provinsi dan bupati serta wali kota se-Indonesia. Tema musyawarah kali ini adalah "Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan".

Acara yang berlangsung selama empat hari itu, Selasa hingga Jumat (9/5) itu, merupakan forum musyawarah, dialog, dan masukan dari daerah untuk penyusunan final Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009. "Kemarin dalam Rapat Terbatas mengenai subsidi bahan bakar minyak sempat didiskusikan mengenai keberadaan kita di OPEC. Apakah kita akan tetap di situ (OPEC) ataukah justru tidak. Hal ini mengingat produksi minyak kita yang sekarang ini kurang dari 1 juta kiloliter per hari," ujar Presiden.

Indonesia, tambah Presiden, sekarang ini juga tidak lagi dikenal sebagai net importir atau pengimpor minyak. "Apalagi produksi minyak kita sekarang semakin menurun," lanjut Presiden.

Tahun ini baru bayar iuran anggota

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro seusai menghadiri acara pembukaan musyawarah membenarkan Departemen ESDM sekarang ini tengah mengkaji secara cermat untuk kemungkinan keluar dari OPEC. Terutama, dampak akibat keluar dari OPEC. "Ya, sekarang sedang dikaji untuk kemungkinan itu karena Indonesia kan sekarang ini tidak lagi menjadi negara produsen minyak yang utama. Memang, masih produsen, tetapi kita juga banyak dikenal sebagai negara konsumen," kata Purnomo.

Ditanya secara rinci aspek-aspek Indonesia keluar dari OPEC, Purnomo mengatakan, "Ya, itu kan baru hasil pembicaraan kemarin (Ratas). Ibaratnya, masih fresh from the oven. Tunggu kajian kita saja."

Menjawab pertanyaan, apakah rencana Indonesia keluar dari OPEC terkait dengan upaya pemerintah akan menaikkan produksi minyak mentahnya, Purnomo membantah. "Tidak, tidak. Itu, tidak ada kaitannya. Itu kan hanya terkait keanggotaan OPEC saja," jawab Purnomo. Tentang kepastian waktu keluar dari OPEC, Purnomo menambahkan, tahun 2008 ini Pemerintah Indonesia sudah membayar iuran keanggotaan OPEC. "Jadi, tahun depan, Pak," tanya wartawan? Purnomo tak mau menjawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com