Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Bahagia dari Balik Tembok Keraton Yogyakarta

Kompas.com - 03/05/2008, 15:22 WIB

KERATON Kasultanan Yogyakarta yang cat dindingnya mulai melepuh kembali didandani. Sejumlah tukang beberapa hari terakhir ini tampak sibuk menarikan kuas mereka ke dinding bangunan yang kokoh tersebut. Kabar tentang pemesanan makanan, jangan menir yang disiapkan, hingga tamu kebesaran yang akan singgah pun berseliweran.

Putri ketiga Raja Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Raden Ajeng (GRAj) Nurkamnari Dewi (30), akan dipersunting Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Purbodiningrat (32) pada 9 Mei mendatang.

Prosesi perkawinan Gusti Dewi, demikian Nurkamnari kerap dipanggil, akan dimulai pada 8 Mei dan diakhiri 10 Mei 2008. Puncak akad nikah digelar di Masjid Keraton Panepen yang selalu menjadi tempat pernikahan putra-putri Keraton.

Dalam jumpa pers di Keraton Kilen, Senin lalu, Gusti Dewi dan calon suaminya terkesan masih malu bertatap muka dengan wartawan. Dewi lebih sedikit bicara dari calon suaminya yang bernama asli Yun Prasetyo. ”Tata cara perkawinan tidak ada yang berubah. Hanya tidak ada kirab,” kata sang calon mempelai lelaki.

Ritual pertama rencananya dilangsungkan 8 Mei nanti, dimulai dengan nyantri putri di Keraton Kilen dan nyantri putra di Kasatriyan pada pagi hari. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pasang tarub di Tratag Bangsal Proboyekso, siraman putri di Keputren, siraman putra di Kasatriyan, tantingan di Bangsal Proboyekso, dan midodareni di Kasatriyan.

Hajatan besar ini rencananya akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri, dan duta besar negara sahabat. ”(Acaranya) sederhana saja,” ujar Gusti Dewi merendah.

Lamaran

Bicara soal perjalanan cinta, menurut Gusti Dewi, semuanya berjalan alami. Namun, tidak demikian dengan perjalanan menuju ke ikatan perkawinan. KRT Purbodiningrat mengaku cukup rumit. ”Saya melamar Jeng Dewi Februari 2008,” ujarnya.

Surat lamaran, lanjut pengusaha restoran dan bunga di Yogyakarta itu, harus ditujukan kepada Ngarso Dalem Sultan HB X secara tertulis dan diajukan orangtua pelamar. Berhubung ayah KRT Purbodiningrat sudah meninggal, lamaran diajukan atas nama ibunya, R Ay Hj Handayati Djuwanto. ”Isinya lebih kurang permohonan melamar putri Ngarso Dalem. Itu dibuat dalam aksara Jawa dan Latin,” ujar KRT Purbodiningrat.

Selang dua minggu, surat jawaban diterima, dikirimkan langsung oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta ke rumahnya di kawasan Kotabaru. ”Deg-degan juga. Yang buka ibu saya. Alhamdulillah, diterima,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com