Kesadaran yang Lahir dari Pinggiran Hutan Tangkoko

Pengelolaan kolaborasi ini akan diawali dengan pembentukan Dewan Mitra Pengelolaan Konservasi Tangkoko-Duasudara Lansekap (DMPK TDL). ”Melalui wadah ini kami akan menyatukan BKSDA, perguruan tinggi, pengusaha hotel dan restoran, pemerintah setempat (wali kota-lurah), kepolisian, LSM, dan pemangku kebijakan lainnya,” katanya.

Menurut Tasirin, sasaran pembentukan DMPK TDL antara lain agar ada saling pengertian atas wewenang, hak, dan kewajiban setiap pihak dalam menjamin kelestarian kawasan konservasi di Tangkoko. Termasuk meluruskan berbagai konflik kepentingan yang ada selama ini.

Lewat konsep ini, BKSDA Sulut yang berwenang mengelola keempat kawasan konservasi tersebut, sedangkan DMPK TDL akan memfasilitas agar Kelurahan Batuputih ditata menjadi kelurahan konservasi. Jika perlu, iuran masuk kawasan tersebut dikelola masyarakat setempat. ”Diharapkan dengan terlibat langsung mengelola kawasan ini, masyarakat mendapat manfaat ekonomi,” kata Tasirin.

Wakil Gubernur Sulut Freddy H Sualang mendukung ide pengelolaan kolaborasi kawasan konservasi di Tangkoko, seperti dilakukan di TN Bunaken dan TN Bogani Nani Wartabone.

Dengan pengelolaan kolaborasi, ia berharap semua pihak terutama masyarakat setempat merasa ikut memiliki kawasan konservasi tersebut, serta bersama- sama menjaga dan melindungi kawasan konservasi tersebut. (SONYA HELLEN SINOMBOR)