Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Mulut untuk Deteksi Kanker

Kompas.com - 14/04/2008, 11:06 WIB

PARA peneliti di Amerika Serikat belum lama ini berhasil menemukan sebuah mekanisme yang akan membuka harapan bagi tersedianya prosedur pemeriksaan penyakit kanker paru-paru yang mudah dan tidak menyakitkan.
Seperti dilaporkan Xinhua Minggu (13/4), peneliti menemukan bahwa kerusakan pada sel-sel yang melapisi mulut ternyata juga dapat memprediksi atau meramalkan adanya kerusakan yang sama pada paru-paru yang menjadi penyebab timbulnya kanker paru di kalangan perokok.

Berdasarkan mekanisme ini, pemeriksaan jaringan mulut akan mengukur perubahan molekul yang menyebabkan kanker paru-paru sehingga dapat menyelamatkan pasien yang berisiko terserang kanker paru sekaligus menghindarkan mereka dari prosedur tak nyaman yang digunakan saat ini.

Suatu saat nanti, peneliti berharap akan hadir prosedur pemeriksaan dengan menyeka mulut perokok guna meramalkan atau mendeteksi kanker paru-paru, sehingga menghindari biopsi berbahaya dan menyakitkan pada paru-paru.

Bahkan kata Dr. Li Mao, ahli dalam penyakit kanker kepala, tengkuk dan paru-paru di M.D. Anderson Cancer Center, University of Texas di Houston, proses ini  juga mungkin mengarah kepada pemeriksaan yang akan mendeteksi jenis kanker lain.

"Studi kami membuka pintu bagi peningkatan kemampuan untuk meramalkan siapa yang memiliki kemungkinan lebih besar terserang kanker yang berkaitan dengan tembakau.  Bukan hanya kanker paru-paru, tapi juga kanker pankreas, kandung kemih dan kepala serta tengkuk, yang juga berkaitan dengan penggunaan tembakau," terang Mao.

Merokok adalah penyebab utama kanker paru  tapi hanya sekitar 10 persen perokok terserang penyakit tersebut. Penyakit itu  biasanya jarang menunjukkan gejala hingga kemudian berkembang, yang berarti pasien jarang didiagnosa atau dirawat hingga mereka sangat terlambat untuk diobati.

Tim yang dipimpin Mao ingin menemukan cara untuk memantau pasien yang menggunakan sejenis obat --"COX-2 inhibitor celecoxib", yang dijual dengan nama "Celebrex"-- dengan harapan dapat mencegah kanker paru-paru.  Mereka meneliti dua gen yang dikenal mampu mencegah perkembangan kanker yakni p16 dan FHIT.

Pada pertemuan "American Association for Center Research" di San Diego, para peneliti menyatakan mereka mencari kerusakan khusus pada kedua gen tersebut dalam sampel paru-paru dan mulut dari 125 orang perokok.

"Kami hanya bicara mengenai penyikatan bagian dalam pipi  untuk memperoleh informasi yang sama dengan yang kami peroleh dari penyikatan paru-paru melalui prosedur bronkoskopi," ungkap Dr. Manisha Bhutani -- rekan Mao.

Mao dan timnya mengkaji jaringan oral  yang melapisi paru-paru - disebut "epithelium"-- pada 125 perokok kronis yang dilibatkan dalam penelitian. Status dua gen penting yang menekan kanker ini dianalisis. Gen p16 dan FHIT diketahui rusak atau ditekan sangat dini dalam proses perkembangan kanker.

Para perokok diambil sampel jaringan mulut dan paru-parunya pada awal penelitian dan selang tiga bulan kemudian. Para peneliti menganalisis apakah p16, FHIT, atau keduanya telah ditekan melalui proses yang disebut metilasi. Pola metilasi dari kedua jenis gen itu lalu dibandingkan di antara kedua jaringan.

Perbandingan jaringan dasar menunjukkan bahwa metilasi gen p16  di dalam paru-paru terlihat di antara 23 persen partisipan, metilasi gen FHIT telihat pada 17 persen partisipan sedangkan metilasi kedua jenis gen terdapat pada 35 persen partisipan (perokok). Persentase hampir serupa juga tampak pada mulut, di mana metilasi p16 terdapat pada 19 persen, FHIT pada 15 persen, dan metilasi keduanya pada 31 persen.

Peneliti menegaskan, hasil temuan ini akan membuka jalan bagi pemeriksaan pra kanker paru yang jauh  lebih mudah ketimbang memeriksa paru-paru secara langsung.  Ini juga dapat bermanfaat untuk memantau kanker paru dan melihat apakah tindakan pencegahan menunjukkan hasil.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com