Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Oles Pengeras Penis, Adakah?

Kompas.com - 01/04/2008, 23:08 WIB

Sampai saat ini ada beberapa cara yang  diakui oleh para ahli untuk mengatasi disfungsi ereksi, yaitu sex therapy, obat minum, injeksi pada penis, penggunaan melalui saluran kencing, pompa vakum, dan operasi pemasangan prostesis.  Pemilihan cara yang  tersedia itu, umumnya didasarkan pada kepraktisan penggunaan, khasiat, dan efek samping.

Semakin praktis caranya, semakin disukai dan diminati. Tetapi kalau cara yang praktis tidak berkhasiat atau khasiatnya tidak seperti yang diharapkan, maka akan dicari cara lain yang lebih tidak praktis.  Karena itu penelitian kini ditujukan untuk mendapatkan obat atau cara yang lebih praktis lagi, dengan khasiat yang baik dan tanpa efek samping. Cara yang lebih praktis selain obat minum ialah obat oles atau krim.

Sampai saat ini beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan obat oles yang dapat menimbulkan ereksi. Bahan yang telah digunakan sebagai obat minum atau injeksi, kini sedang diteliti dalam bentuk krim yang dioleskan ke penis.  Bahkan di negara tertentu yang  peraturan peredaran obatnya sangat longgar, obat oles itu telah diedarkan.  

Di Indonesia banyak sekali obat dan ramuan yang beredar, termasuk yang beredar secara gelap. Banyak warga masyarakat yang mudah sekali percaya dengan iklan atau informasi yang salah, khususnya yang menyangkut obat yang berhubungan dengan fungsi seksual. Obat oles termasuk salah satu obat itu.

Di banyak apotik, toko obat, bahkan pedagang kaki lima, dijual obat oles dalam bentuk krim, cairan, dan semprotan yang diiklankan dapat membuat ereksi, menambah ukuran penis, dan menahan ejakulasi. Persis seperti informasi yang diterima oleh Bapak yang menulis surat ini.  

Sepintas informasi itu terdengar menjanjikan. Bayangkan, satu obat oles dapat menghasilkan tiga manfaat sekaligus. Luar biasa! Tetapi tentu saja informasi itu tidak benar, yang disampaikan oleh orang yang tidak mengerti, dan hanya ingin menjual saja. Sementara masyarakat juga tidak mengerti dan percaya begitu saja. Bahan yang diperlukan untuk menghasilkan ereksi dan menahan terjadinya ejakulasi tidaklah sama. Apalagi untuk menambah ukuran penis.

Selama ini obat oles dalam bentuk krim, cairan, atau semprotan, yang diiklankan itu pada umumnya mengandung bahan pemati rasa (anaestesi).  Bila obat itu dioleskan ke permukaan penis, maka permukaan penis menjadi mati rasa. Dengan mati rasa, diharapkan ejakulasi tidak cepat terjadi.

Padahal, harapan itu tidak pasti terjadi karena ejakulasi yang terlampau cepat tidak selalu disebabkan oleh kepekaan ujung syaraf penis.  Bahkan sebaliknya, pengguna bahan mati rasa itu mengeluh karena tidak merasakan apa-apa ketika melakukan hubungan seksual. Bahkan keluhan juga disampaikan oleh sebagian isteri yang suaminya menggunakan bahan itu.  

Gangguan Dorongan Seksual
Saya tidak tahu bahan apa yang digunakan oleh Bapak penulis surat ini. Apakah dia menggunakan bahan pemati rasa ataukah bahan untuk menimbulkan ereksi, yang sebenarnya belum beredar secara resmi.  Karena itu saya tidak dapat menjelaskan reaksi apa yang terjadi sehingga menimbulkan rasa sakit pada sang isteri. Mungkin saja terjadi reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan itu, atau mungkin efek samping bahan itu yang dirasakan oleh isteri.   

Sebenarnya pegangan resmi bagi para dokter yang diakui secara internasional untuk mengatasi disfungsi ereksi telah ada. Maka kalau Bapak penulis surat memang mengalami disfungsi ereksi, dia dapat menggunakan cara pengobatan yang ada. Tetapi kalau tidak mengalami disfungsi ereksi, sebenarnya dia tidak memerlukan pengobatan untuk disfungsi ereksi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com