Seorang pria usia 42 tahun beristeri 38 tahun, telah menikah selama 15 tahun. Hubungan keduanya baik-baik saja, tidak ada masalah. Meski begitu, kadang-kadang mereka merasakan bosan dan kurang bergairah untuk melakukan hubungan intim.
Suatu hari sang suami mendapat informasi dari seorang teman, bahwa ada obat yang yang bisa membuat suasana berbeda. Jika obat tersebut dioleskan pada kelamin pria, maka kelamin akan menjadi kuat, besar, dan tahan lama saat berhubungan intim.
Sang pria pun tertarik, lalu membelinya melalui teman tersebut. Ketika dicoba, memang sepertinya muncul reaksi seperti yang diceritakan temannya. Namun ketika melakukan hubungan intim, ternyata sang istri berteriak-teriak kesakitan. Dipikirnya karena kelaminnya berubah menjadi sangat besar, tapi tampaknya bukan karena itu, melainkan reaksi alergi terhadap obat tersebut.
Yang ditanyakan:
1. Mengapa timbul reaksi seperti itu pada isterinya? Sedangkan obat oles yang sama tidak menimbulkan reaksi apa pun terhadap isteri temannya.
2. Jika betul bahwa sang isteri alergi terhadap obat oles itu, apakah ada obat jenis lain untuk memperkuat ereksi kelamin pria, yang tidak menimbulkan alergi? 3. Supaya isteri tidak alergi terhadap obat oles buat pria, adakah penangkalnya? Apa yang perlu dilakukan isteri supaya tidak alergi?
4. Adakah latihan atau semacam senam yang dapat dilakukan oleh pria agar kelaminnya bisa kuat dan lama saat ereksi?"
Berikut jawaban Prof. Wimpie Pangkahila, Sp. And * kepada sang pria.
Ada langkah yang kurang tepat telah dilakukan sang pria. Dia menyatakan "kurang bergairah untuk melakukan hubungan intim, tetapi di pihak lain dia menggunakan obat oles agar kelamin menjadi kuat, besar, dan tahan lama".
Padahal kalau memang dorongan seksualnya yang menurun, maka masalah inilah yang harus diatasi, bukan membuat penis menjadi kuat, besar, dan tahan lama. Jadi seharusnya dorongan seksualnya yang diatasi agar menjadi normal kembali. Kalau dorongan seksual normal tetapi ereksi masih juga terganggu, maka gangguan ereksi itulah yang harus diatasi kemudian.
Kerancuan seperti ini banyak terjadi di masyarakat, yang semakin dibuat bingung oleh berbagai informasi yang salah tentang seks, apalagi dihubungkan dengan iklan obat atau ramuan yang dijanjikan dapat mengatasi masalah seksual. Padahal penanganan yang benar telah teresedia dan dapat diperoleh.
Beberapa tahun terakhir ini upaya ilmiah untuk menemukan obat atau cara mengatasi gangguan fungsi seksual, khususnya disfungsi ereksi, tampak semakin efektif. Penelitian yang dilakukan di beberapa negara ditujukan untuk mendapatkan obat atau cara baru mengatasi disfungsi ereksi, yang khasiatnya baik, dengan efek samping ringan atau tidak ada efek samping, mudah dan nyaman digunakan.