Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Muhaimin Terus Melawan

Kompas.com - 31/03/2008, 03:20 WIB

JAKARTA, SENIN - Meski Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menegaskan pemecatan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar sudah final karena sudah diputuskan pleno DPP, kubu Muhaimin belum menerima. Muhaimin menyatakan menolak mundur dari posisi Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB.

Penolakan Muhaimin itu diungkapkan Wakil Sekjen PKB, Helmy Faisal Zaini dan Ketua DPP PKB Kardi Karding, di Jakarta, Minggu (30/3) sore. Keduanya adalah peserta rapata pleno DPP PKB yang melengserkan Muhaimin, Rabu (26/3) malam silam.

Helmy Faisal mengatakan, setidaknya ada empat alasan mengapa Muhaimin yang keponakan Gus Dur, bersikeras mempertahankan jabatannya di partai berlogo bola dunia dan sembilan bintang itu.

Alasan pertama adalah jumlah kepengurusan yang hadir dalam rapat pleno pengurusan pekan lalu. Pertama, rapat yang digelar tadi malam adalah bukan rapat pleno . "Itu tidak bisa dikatakan rapat pleno karena jumlah pengurus adalah 62. Artinya, minimal 40 pengurus harus hadir dalam rapat. Tapi ini cuma 30 pengurus," ujar Helmy Faisal kepada wartawan kemarin.

Alasan kedua, lanjut Helmy, dalam rapat tersebut tidak bisa dibuktikan kesalahan Muhaimin yang membuatnya dipaksa mencopot jabatannya. Apalagi, lanjut dia, rapat tersebut hanya meminta Muhaimin mengundurkan diri dan permintaan pengunduran itu tidak di jawab  Muhaimin hingga sekarang. "Yang keempat, mekanisme pencopotan, pengunduran, dan penonaktifan itu hanya bisa lewat Muktamar Luar Biasa (MLB)," kata Helmy.

Helmy menambahkan, rapat pleno yang melengserkan Muhaimin itu penuh dengan nuansa intrik. Ia mengaku heran intrik tersebut jelas kelihatan dengan sudah adanya surat pernyataan untuk minta pengunduran diri. "Tidak itu saja, surat suara untuk voting dan kotak suara juga telah disiapkan. Ini sudah didesain," ujar dia.

Oleh karena itu, kata dia, Muhaimin akan memberikan perlawan terhadap intrik-intrik jahat yang merusak PKB. Namun, Helmy buru-buru menekankan bahwa sikap menolak mundur dan akan memberikan perlawanan terhadap intrik jahat itu bukan merupakan bentuk perlawanan terhadap Gus Dur. "Mas Muhaimin tidak akan melakukan perlawanan terhadap Gus Dur. Namun, Mas Muhaimin akan melawan anasir-anasir jahat yang masuk melalui pengurus PKB berinisial S ke Yenny (Yenny Wahid, Sekjen PKB)," tegas Helmy.

Sementara Karding menyatakan bahwa sesuai dengan AD/ART partai, baik secara de jure maupun de facto, sampai detik ini, Muhaimin tetap sah sebagai pemimpin PKB. Sebab, kata dia, dalam AD/ART, yang berhak memberhentikan atau me-recall anggota PKB adalah Muktamar. Jika darurat, maka bisa digelar Muktamar Luar Biasa (MLB).

"Pada Pasal 40 Anggaran Dasar disebutkan ada 3 alasan MLB, pertama apabila terdapat keadaan yang dinilai bisa mengancam partai, pemberhentian tetap ketum dewan syuro atau dewan tanfidz serta pengisian lowongan antar waktu," jelas Karding.

Sementara Gus Dur meminta kepada masyarakat tidak percaya adanya berita yang menyebutkan, bahwa keponakannya, Muhaimin Iskandar didukung oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB. Apalagi, adanya kabar yang menyebutkan mayoritas DPC dan DPW itu mendukung Muhaimin. Hal itu disampaikan Gus Dur dalam keterangan tertulisnya lewat pesan singkat yang diterima Persdanetwork, Minggu (30/3).

"Mengikuti pendapat-pendapat yang dikemukakan Muhaimin Iskandar, dengan ini diminta tidak hanya percaya saja kepada sejumlah orang yang menyampaikan kepadanya bahwa mayoritas Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di tingkat kabupaten/kotamadya dan DPW PKB pada tingkat provinsi mendukung dia dalam sebuah Muktamar Luar Biasa," tulis Gus Dur.

"Sebenarnya, hanya ada tujuh buah DPC dan DPW yang akan mendukung dia. Sedangkan lebih dari 400 peserta Muktamar Luar Biasa mendukung Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB. Karena itu, jangan gegabah dengan menerima begitu saja laporan-laporan orang yang memiliki tujuan sendiri," lanjut Gus Dur dalam pesan singkatnya tersebut.(persdanet work/had/ yat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com