Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendarman Belum Bisa Nonaktifkan Kemas

Kompas.com - 12/03/2008, 15:07 WIB

JAKARTA, RABU-Jaksa Agung Hendarman Supandji sampai hari ini belum bisa menonaktifkan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kemas Yahya Rahman dan Direktur Penyidikan pada Jampidsus M Salim.
 
Penonaktifan baru bisa dilakukan, apabila dari hasil pemeriksaan oleh tim Jamwas, Kemas dan M Salim terbukti memiliki kaitan dengan jaksa Urip Tri Gunawan saat menerima 660.000 dolar AS dari Arthalita Suryani di rumah obligor BLBI Sjamsul Nursalim.
 
"Sekarang masalahnya, ada atau tidak keterkaitan antara Jampidus dan Dirdik dengan Urip supaya bisa untuk memutuskan nonaktif atau tidak," tegas Hendarman di Gedung Kejagung, Jakarta, Rabu (12/3).
 
Dijelaskan Hendarman, desakan penonaktifan Kemas dan M Salim muncul dari anggota DPR. Saat itu, kepada Komisi III DPR RI, Hendarman mengaku belum bisa menonaktifkan dua anak buahnya tersebut karena belum dilakukan pemeriksaan.
 
Dan sekarang, Kemas dan M Salim telah diperiksa oleh tim Jamwas yang dipimpin Jaksa Agung Muda Pengawasan MS Rahardjo. "Namun dalam proses itu, mereka diperiksa KPK dalam posisinya sebagai saksi atas tersangka Urip," lanjut mantan Ketua Timtas Tipikor ini.
 
Jadi penonaktifan Kemas dan M Salim tunggu pemeriksaan KPK? "Bukan. Tapi kalau Jamwas beri kesimpulan, bisa secepatnya," lanjut Hendarman.
 
Menurut Hendarman, kalau sebelum dilakukan pemeriksaan ia sudah menonaktifkan Kemas dan M Salim, maka dirinya lah yang salah. "Kalau dinonaktifkan, keterlibatannya dimana?" lanjut Hendarman.
 
Jadi belum dinonaktifkan? "Belum, belum saya non aktifkan. Kalau saya nonaktifkan, tapi ternyata hasil pemeriksaan tidak terbukti bersalah, salah ndak Saya? Salah dong," lanjutnya.
 
Saat ditanya apakah tim Jamwas sudah memberikan hasil pemeriksaan, Hendarman mengatakan belum. Soalnya, tim Jamwas belum berhasil memeriksa Arthalita. "Kan AS (Arthalita) belum. Gimana ambil kesimpulan secara menyeluruh dan komprehensif. Tunggu, sabarlah," tambah Hendarman. (Persda Network/Yulis Sulistyawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com