Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajakan Mogok Dituruti, Pasar Daging Sepi

Kompas.com - 20/02/2008, 11:11 WIB

JAKARTA, RABU –  Ajakan mogok berdagang yang dikeluarkan oleh Asosiasi Pedagang Daging se-Jabotabek, ternyata dituruti oleh para pedagang di pasar-pasar tradisional. Setidaknya, pemandangan itulah yang terlihat di Pasar Palmerah, Jakarta, Rabu (20/2) siang.

Sebagian besar kios daging yang ada di pasar itu tutup. Hanya beberapa yang memilih tetap berdagang. Kerugian hingga jutaan rupiah per hari menjadi alasan bagi para pedagang untuk memilih mogok, dan bergabung dengan sesama penjual daging lainnya yang melakukan aksi unjukrasa di depan Istana. Mereka menuntut Pemerintah untuk segera mengendalikan harga daging sapi yang terus melambung.

“Kesepakatannya, tidak ada yang jualan di pasar sampai dua hari ke depan. Kalau ketauan, barang dagangannya akan disita, dan kena denda Rp10 juta per orang,” kata Haji Ato Suharta (45), salah satu pedagang yang memilih tetap membuka kiosnya. “Biar anak buah aja yang pergi (unjuk rasa-red). Saya nunggu pelanggan, supaya mereka tau kita lagi demo,” sambungnya.

Ato menceritakan, harga carcass daging yang semula Rp37.000 per kilo naik menjadi Rp 42.000 per kilo. Akibatnya, harga daging bersih, naik menjadi Rp 49.000 per kilo, padahal harga jual pedagang hanya Rp 50.000 per kilo. “Kondisi sekarang sangat parah. Sehari saya bisa rugi Rp 2 juta. Malah, seminggu ini saya sudah rugi Rp 12 juta,” kata Ato yang dalam sehari bisa menjual 5 kuintal daging bersih.

Untungnya, kerugian tersebut masih bisa diantisipasi oleh Ato. Di Tangerang, dia memiliki tiga hektar tanah yang dipakai untuk beternak ayam. “Saya masih dapat untung dari panen telur setiap hari. Untungnya kecil, 7–8 persen dari modal tiap bulannya. Dari situ saya masih bisa punya modal untuk dagang sapi,” katanya.

Tapi, demi menghormati pedagang lain, Haji Ato terpaksa menyimpan stok 2 kuintal dagingnya di rumah. “Kalau ada yang mau beli, tetap saya layani, tapi di rumah,” tuturnya. (C3-08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com