Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetap Muda Meski Lansia

Kompas.com - 23/01/2008, 22:43 WIB

Jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya dapat menyediakan 8-10 persen dari keseluruhan energi yang dibutuhkan per hari. Konsumsi protein yang berlebih juga tidak baik karena dapat memperberat kerja ginjal, yang pada usia di atas 40 tahun sudah menurun kemampuannya.

Kurangi Gula, Perbanyak Asupan Serat
Gula adalah salah satu komponen karbohidrat yang banyak disoroti dalam kaitannya dengan usia di atas 40 tahun. Menurunnya daya cicip di usia lebih tua, menyebabkan gula sering dipakai sebagai pembangkit cita rasa dan pemacu selera makan.

Konsumsi gula sebaiknya dibatasi karena gula adalah zat hampa gizi. Dikatakan demikian karena gula hanya mengandung energi, tidak mengandung zat lainnya. Konsumsi gula berlebih akan memberikan rasa kenyang, sehingga menekan selera untuk mengonsumsi makanan lain yang lebih bergizi, yang sangat dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat.

Di dalam tubuh, gula akan cepat diserap oleh usus, sehingga menyebabkan cepatnya perubahan kadar gula di dalam darah dan memungkinkan terjadinya penyakit obesitas dan diabetes. Dengan demikian, keinginan untuk memakan yang manis-manis sebaiknya dialihkan ke buah-buahan. Ada beberapa manfaat ganda yang dapat diperoleh dari memakan buah-buahan, yaitu sumber mineral, vitamin, dan serat (dietary fiber).
 
Serat pangan adalah komponen karbohidrat lain yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Serat banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Walaupun tidak mengandung zat gizi yang penting bagi tubuh, serat sangat dibutuhkan untuk kesehatan.
 
Telah terbukti serat dapat mengurangi terjadinya sembelit (susah buang air besar) dan mencegah berbagai penyakit, seperti jantung koroner, kanker usus besar, kencing manis, divertikulosis (penonjolan bagian luar usus seperti bisul), batu empedu, sakit gigi, dan kegemukan.

Meredam Serangan Radikal Bebas
Banyak teori yang telah digunakan untuk menjawab mengapa proses menua terjadi. Salah satu teori yang menarik adalah teori radikal bebas. Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya reaksi antara radikal bebas dengan sel-sel serta jaringan-jaringan tubuh, sehingga bersifat merusak. Senyawa-senyawa yang memiliki kandungan radikal bebas selalu terdapat di sekeliling kita, misalnya ozon, peroksida, aldehida, dan sebagainya.

Secara alami, semua sel jaringan dapat menahan serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat enzim-enzim khusus yang dapat melawan zat tersebut, seperti superoksida dismutase (SOD), glutation peroksida, dan katalase. Namun, seiring meningkatnya usia, kemampuan enzim tersebut untuk menahan serangan radikal bebas semakin menurun. Bila keadaan ini terus berlanjut, akhirnya akan menimbulkan kerusakan dan kematian sel-sel, sehingga kulit mudah keriput dan menjadi tua.

Bukti-bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa pemberian vitamin C dan E (keduanya merupakan antioksidan) pada hewan percobaan dapat membantu sel dalam meredam serangan radikal bebas tersebut. Dengan demikian, buah-buahan dan sayur-sayuran yang merupakan sumber vitamin C sangat baik untuk memperlambat proses menua. Demikian juga halnya dengan kecambah biji-bijian yang banyak mengandung vitamin E.

Vitamin A telah lama diketahui perannya dalam kesehatan mata. Selain itu, vitamin A juga berperan dalam melindungi kulit (mengganti sel-sel epidermis yang rusak) dan melindungi bintik-bintik di wajah. Belakangan ini banyak sekali kosmetik yang mengandung bahan aktif vitamin A atau betakaroten (provitamin A).

Kelompok vegetarian murni perlu banyak mengonsumsi tempe, yang kaya akan vitamin B12. Vitamin B12 umumnya banyak terdapat pada produk-produk hewani. Kekurangan vitamin tersebut dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Kandungan vitamin B12 pada tempe 1,5-6,3 mikrogram/100 g tempe, sedangkan yang dibutuhkan per hari untuk hidup sehat 3 mikrogram.

Sumber : Gaya Hidup Sehat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com