Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres Itu Menguras Nutrisi Otak

Kompas.com - 10/01/2008, 21:12 WIB

Dalam buku panduan mengenai stres berjudul Why Zebras Don’t Get Ulcers, Robert Sapolsky menjelaskan bahwa jika berhasil mengatasi situasi stres, kita ingin bisa mengingatnya supaya lain kali bisa menghindarinya. Dalam peristiwa yang sangat mengguncangkan, biasanya memori akan menajam. Mungkin inilah yang bisa menjelaskan, mengapa kita sulit melupakan tragedi ‘65 atau kerusuhan Mei ‘98.    

Stres Berulang
Kadang orang mengalami stres secara berulang, dan akibatnya glucocorticoids akan membanjiri otak. Lama kelamaan manfaat hormon stres hilang, sehingga  memori akan memburuk, tingkat energi turun, dan problem kesehatan muncul. Menurut Sapolsky, dalam beberapa hari saja hormon stres meningkat, akan melemahkan (bahkan mematikan) sel hippocampal jika suplai oksigen terhenti, seperti yang terjadi saat stroke atau serangan jantung.

Stres traumatik seperti yang terjadi pada anak-anak korban kekerasan seksual, veteran maupun korban perang, tentu saja lebih besar kemungkinannya merusak otak. Dalam American Journal of Psychiatry dijelaskan bahwa veteran perang rata-rata hippocampal otak kanannya berkurang 8%. Anak korban kekerasan seksual ukuran hippocampal pada otak kirinya berkurang 12%. 

Studi lain yang dilakukan intensif selama empat tahun terhadap sekelompok wanita diketahui, mereka yang hormon stresnya sering meningkat, hippocampal pada otaknya berkurang 14%. Dari pemeriksaan pasien depresi diketahui, ukuran hippocampal-nya berkurang 19% dibanding orang yang sehat. Melihat akibatnya yang sangat buruk itu, satu-satunya cara agar kita tetap sehat adalah sebisa mungkin mengelola stres.  

Cara Mengelola Stres
1. Ambil liburan secara teratur.
2. Makanlah makanan sehari-hari yang menyehatkan.
3. Hindari kafein, alkohol dan tembakau.
4. Lakukan olahraga secara teratur.
5. Berlatihlah beberapa teknik rileksasi seperti yoga, meditasi, latihan pernapasan.
6. Hadapilah masalah yang terjadi dalam pekerjaan maupun hubungan (relationship), dan pecahkan.
7. Belajarlah untuk mengenali ambang stres Anda sendiri, dan jangan memaksakan diri untuk melampauinya.
8. Pertimbangkan untuk memiliki hewan peliharaan, karena bisa membantu Anda menjadi rilek.
9. Bicarakan masalah Anda dengan ahlinya. Konselor profesional dapat membantu melihat persoalan secara obyektif, dan menempatkan masalah dalam perspektif yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com