Namun, Prabowo meminta agar kritik-kritik yang masuk harus objektif dan membangun.
Hal tersebut Prabowo sampaikan dalam program TvOne, Rabu (22/5/2024).
Mulanya, Prabowo mengatakan demokrasi di Indonesia kini lebih kuat karena perkembangan internet dan media sosial.
Menurutnya, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang intinya adalah kedaulatan rakyat, di mana yang berkuasa adalah rakyat, dan mereka berhak memilih para pemimpinnya.
“Karena rakyat Indonesia banyak, makanya, dilakukan sistem perwakilan. Jadi, rakyat punya kedaulatan memilih wakil-wakilnya masuk parlemen, rakyat pun dalam sistem presidensial punyak hak dia memilih presidennya, dia memilih bupatinya, dia memilih gubernurnya dan itu yang baku dan berlaku dan itu adalah kehendak rakyat kita,” ujar Prabowo dalam keterangannya, dikutip Jumat (24/5/2024).
Ketika ditanya apakah pemerintahannya akan antikritik atau tidak, Prabowo menegaskan bawah kritik sangat diperlukan.
Dia menilai kritik justru mengamankan pemerintahannya karena bersifat check and balances.
Lalu, terkait dengan kebebasan pers, Prabowo menyatakan bahwa hal itu sangat penting, meskipun beberapa kantor media di Indonesia telah menjadi konglomerasi bisnis yang dimiliki segelintir orang.
Dia mempertanyakan kepentingan siapa yang diperjuangkan oleh masing-masing pemilik media.
“Pers mainstream itu bisnis, dan bisnis itu ada pemiliknya. Jadi, apakah media mainstream yang dimiliki oleh beberapa orang itu sungguh-sungguh mencerminkan kepentingan rakyat atau kepentingan dia?” tukas Prabowo.
Sementara itu, di tengah gencarnya perkembangan media sosial, dia berharap publik dapat mendapatkan informasi dengan sumber yang lebih luas.
Prabowo mengungkit media sosial seperti TikTok yang bisa memberi informasi kepada rakyat secara cepat.
“Jadi, menurut saya demokrasi akan lebih kuat, sekarang demokrasi akan lebih kuat, sekarang jadi tidak bisa 5-6 orang menguasai opini suatu bangsa,” imbuhnya.
https://nasional.kompas.com/read/2024/05/24/20592801/persilakan-rakyat-kritik-pemerintahannya-prabowo-tapi-yang-obyektif