Namun, menurut Hasto, digadang-gadangnya nama Ahok untuk diajukan kembali dalam Pilkada Jakarta menunjukkan bahwa kepemimpinannya diakui.
"Belum dibahas. Tetapi artinya ketika nama Pak Ahok terus menerus ada yang menyuarakan, itu artinya kepemimpinannya diakui," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2024).
Hasto mengatakan, itu menjawab pertanyaan tentang peluang Ahok dimajukan di Pilkada Jakarta atau Sumatera Utara.
Selain Ahok, Hasto turut menyinggung sosok yang duduk di sampingnya, yaitu Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat. Djarot menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah Ahok.
"Termasuk Pak Djarot Saiful Hidayat ini. Itu menunjukan bagaimana seorang pemimpin itu diakui karena keputusan-keputusannya," ucap dia.
Politikus asal Yogyakarta ini lantas berpandangan bahwa dua sosok tersebut memang telah terbukti kepemimpinannya dalam memajukan daerah.
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga mengungkapkan, 6 dari 8 nama kader PDI-P yang potensial diusung pada Pilkada Jakarta serentak, November 2024.
Enam nama tersebut di antaranya adalah dua mantan Gubernur DKI Jakarta, yaitu Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Sisanya, ada mantan Wali Kota Semarang sekaligus Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi, mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa.
"Sekali lagi ini masih perbincangan kami. Ada Mas Djarot, ada Pak Ahok, ada Mas Hendi, ada Bu Risma, ada Mas Andika," kata Eriko di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2024).
https://nasional.kompas.com/read/2024/05/22/18520101/soal-peluang-ahok-maju-pilkada-dki-atau-sumut-sekjen-pdi-p-belum-dibahas