Salin Artikel

Menko Polhukam: AS Bangun AUKUS dan QUAD untuk Bendung China di LCS

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa sengketa di Laut China Selatan makin kompleks.

Hal itu dikatakan Hadi saat didapuk sebagai pembicara kunci dalam webinar yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies bertajuk “Menjaga Kedaulatan dan Mencari Kawan di Laut China Selatan”, Selasa (19/3/2024).

“Sengketa wilayah ini menjadi semakin kompleks dengan menguatnya rivalitas geopolitik major powers di kawasan, utamanya antara Amerika Serikat dan China,” ujar Hadi.

Hadi mengatakan, sikap asertif dan agresif China di Laut China Selatan diikuti oleh peningkatan kehadiran militer lawan, utamanya AS dan sekutunya.

Diketahui, AS membentuk aliansi AUKUS beranggotakan AS, Australia, dan Inggris serta aliansi QUAD beranggotakan AS, Jepang, India, dan Australia.

Dua aliansi itu, kata Hadi, untuk membendung China di kawasan.

“Amerika Serikat membangun kekuatan aliansi yaitu AUKUS dan QUAD, untuk membendung pengaruh China di kawasan. AS ingin menegaskan agar prinsip freedom of navigation tetap berlaku di LCS,” ujar Hadi.

Indonesia aktif berperan melaksanakan perdamaian, termasuk di LCS, sebagaimana yang diamanatkan Pembukaan UUD 1945 Alinea 4.

“Kita tidak ingin melihat wilayah LCS justru dijadikan ajang proyeksi kekuatan negara major powers dan menjadi episentrum konflik. Kita harus mampu mengubah Laut China Selatan menjadi “Sea of Peace”,” kata Hadi.

Indonesia, lanjut Hadi, terus menyerukan agar semua pihak menahan diri dari aksi yang dapat memicu insiden, menjaga status quo, serta menggunakan cara-cara non-kekerasan dan perundingan damai yang berdasarkan norma hukum internasional.

Indonesia berperan aktif menjaga perdamaian di LCS melalui kerangka kerja sama bilateral maupun regional di ASEAN.

“Dalam kerangka ASEAN, dialog dan kerja sama diwujudkan melalui upaya penyusunan dokumen Code of Conduct on South China Sea (COC) antara ASEAN dan China. COC ditujukan untuk mengelola tata perilaku negara di LCS guna menghindarkan terjadinya insiden dan sekaligus mengelola insiden, apabila terjadi,” ucap Hadi.

Namun, kata Hadi, proses perundingan COC melalui forum ASEAN-China Joint Working Group on COC berjalan lambat.

“Atas inisiatif dan dorongan Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023 lalu, ASEAN dan China berhasil menyepakati percepatan perundingan COC. Kita menargetkan COC dapat difinalisasi dalam kurun waktu tiga tahun, yaitu pada tahun 2025,” kata Hadi.

Hadi menyebutkan, forum perundingan ASEAN-China Joint Working Group on COC juga telah terbukti menjadi saluran komunikasi yang efektif untuk membahas situasi dan insiden terkini yang terjadi di LCS.

“Negara-negara ASEAN dan China dapat secara langsung menyampaikan protes, sanggahan, dan konfirmasi atas insiden-insiden yang terjadi,” kata Hadi.

Atas inisiatif Indonesia, pada 2019, ASEAN juga berhasil menyepakati ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

AOIP menjunjung prinsip sentralitas ASEAN serta bersifat inklusif dengan merangkul seluruh negara major powers, termasuk Amerika Serikat dan China.

“Ke depan, AOIP diharapkan dapat menjadi building block arsitektur keamanan regional yang mampu menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan ASEAN dan Indo-Pasifik,” tutur Hadi.

https://nasional.kompas.com/read/2024/03/20/07475361/menko-polhukam-as-bangun-aukus-dan-quad-untuk-bendung-china-di-lcs

Terkini Lainnya

Jokowi Klaim Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Jokowi Klaim Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Nasional
Menkominfo Sebut MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional

Menkominfo Sebut MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional

Nasional
Moeldoko Bicara soal Tapera, Sebut Tak Akan Ditunda dan Bantah untuk Danai IKN

Moeldoko Bicara soal Tapera, Sebut Tak Akan Ditunda dan Bantah untuk Danai IKN

Nasional
Tak Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende, Megawati Disebut Sedang Kurang Sehat

Tak Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende, Megawati Disebut Sedang Kurang Sehat

Nasional
Hasto Kristiyanto Gantikan Megawati Bacakan Amanat Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Hasto Kristiyanto Gantikan Megawati Bacakan Amanat Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Nasional
Pakaian Teluk Belange, Baju Adat Jokowi Saat Pimpin Ucapara Hari Lahir Pancasila di Riau

Pakaian Teluk Belange, Baju Adat Jokowi Saat Pimpin Ucapara Hari Lahir Pancasila di Riau

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Hulu Rokan Riau

Jokowi Jelaskan Alasan Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Hulu Rokan Riau

Nasional
Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT Dimulai Tanpa Megawati

Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT Dimulai Tanpa Megawati

Nasional
Ganjar-Mahfud Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Ganjar-Mahfud Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Nasional
Pakai Baju Adat, Jokowi Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Riau

Pakai Baju Adat, Jokowi Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Riau

Nasional
Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Nasional
24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

Nasional
139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari Ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari Ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

Nasional
22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

Nasional
Pancasila Vs Ideologi 'Ngedan'

Pancasila Vs Ideologi "Ngedan"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke