Namun, ia mengatakan, ketika hal itu terjadi, para kader PSI memilih tidak menggembar-gemborkannya ke publik.
“Kami alami juga di berbagai TPS kita, ada yang 50 persen suaranya hilang dalam artian salah tulis, harusnya 10 (suara) ditulis 5, harusnya 10 ditulis 0. Salah jumlah, kita alami,” ujar Grace di Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Kamis (7/3/2024).
“Tapi, PSI kan tidak berteriak-teriak, ’Kami dicurangi, kami digembosi, kami digagalkan’, dan sebagainya,” sambung dia.
Baginya, kesalahan penginputan data itu lumrah terjadi. Sebab, meskipun Sirekap menampilkan grafik tabulasi digital, penghitungannya tetap masih dilakukan secara manual.
Di sisi lain, Grace mengungkapkan, pihaknya juga mendapatkan data bahwa bukan hanya PSI yang mengalami lonjakan suara berdasarkan Sirekap. Peningkatan suara juga dialami oleh tiga partai politik (parpol) lain.
“Partai seperti PPP, Perindo, bahkan Nasdem itu juga ditemukan ada perbedaan antara (formulir) C. Hasil Plano di banyak TPS, puluhan, dengan hasil yang kita lihat di Sirekap,” paparnya.
Pada formulir C.Hasil Plano, Perindo tak mendapatkan suara. Namun, berdasarkan Sirekap, parpol yang dibuat Hary Tanoesoedibjo itu memperoleh 222 suara.
“Itu ada dan bisa ditelusuri, ada linknya juga. Itu sudah beredar juga di media sosial. Artinya, ini adalah peristiwa yang mungkin terjadi karena human erorr,” imbuh dia.
Diketahui, beberapa waktu belakangan PSI menjadi sorotan karena berdasarkan data yang ditampilkan Sirekap, kenaikan suaranya mengalami kenaikan yang tidak wajar.
Meski begitu, anggota KPU Idham Holik menampik parpol pimpinan Kaesang Pangarep itu mengalami penggelembungan suara.
Holik menyebutkan, data itu merupakan kesalahan sistem dari Sirekap untuk merekam foto formulir C.Hasil Plano.
Saat ini, KPU sendiri sudah tak menayangkan grafik tabulasi dari Sirekap karena sistemnya dianggap tak mumpuni dan bisa memicu polemik di masyarakat.
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/07/16392851/klaim-suaranya-juga-sempat-hilang-di-sirekap-psi-tapi-kami-tidak-teriak