Tokoh Nduga berjumlah tiga orang itu menemui Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, hari ini.
Menurut Mu'ti, mayoritas masyarakat Papua beragama Kristen dan Katolik.
"Saya kira kami setuju itu dan semua pendekatan yang peaceful, pendekatan yang damai," kata Mu'ti saat ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, usai menerima kunjungan Hadi Tjahjanto, Rabu (28/2/2024) malam.
Mu'ti menilai, pendekatan gereja lebih cocok di Papua ketimbang pendekatan militer.
Ia yakin pendekatan gereja lebih bisa diterima oleh masyarakat Papua.
"Tidak mengedepankan pendekatan militer, saya kira lebih bisa diterima oleh masyarakat Papua," sebut Mu'ti.
Kendati demikian, Mu'ti menyampaikan, komitmen Muhammadiyah untuk menjaga kedamaian di Papua terus terjaga.
Saat bertemu Hadi, Mu'ti mengungkapkan bahwa pihaknya menyarankan agar perdamaian di Papua dilakukan tidak mengedepankan pendekatan militer.
"Tidak hanya dengan pendekatan-pendekatan yang bersifat militeristik, tapi juga ada pendekatan yang memang tadi beliau sampaikan juga sebagian ya, dengan melibatkan para tokoh agama, institusi agama, dan memang kompleksitas masalah Papua memang perlu dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan," tutur dia.
Sebelumnya, Hadi mengungkapkan hasil pertemuannya dengan tokoh Nduga dalam upaya pembebasan pilot Susi Air.
Pertemuan itu digelar Rabu siang. Namun, Hadi tidak menyebut di mana pertemuan itu dilangsungkan.
"Siang hari ini saya akan ketemu tokoh dari Nduga yang ada dua orang yang juga ingin membicarakan terkait dengan pilot Philips Mehrtens ya," kata Hadi saat ditemui di Kantor Pusat KWI, Jakarta Pusat, Rabu.
Ia hanya menyampaikan harapan agar dari pertemuan itu mendapatkan titik terang nasib pilot Susi Air yang sudah disandera satu tahun lamanya.
"Mudah-mudahan kita doakan dengan upaya kita, itu sudah bebas, tidak ada permasalahan," harap Hadi.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/29/07000071/soal-pembebasan-pilot-susi-air-muhammadiyah-nilai-pendekatan-gereja-lebih