Adapun Wiji Thukul adalah salah satu penyair dan aktivis Hak Asasi Manusia yang dihilangkan secara paksa.
Mulanya, Wani dipanggil ke atas panggung oleh Seniman Butet Kartaredjasa yang saat itu berencana membacakan puisi milik Wiji Thukul.
Sesaat setelah naik ke atas panggung, Wani dan Butet berbincang-bincang.
"Wani, ini sedulur-sedulurmu kabeh, energi untuk hidupmu. Meskipun sebelum umurmu 5 tahun sudah ditinggalkan ayahmu yang sampai hari ini tidak jelas nasibnya," kata Butet di atas panggung utama acara kampanye akbar, Sabtu.
"Coba kamu sampaikan ke kawan-kawanmu, energi hidupmu ini, apa kesan terhadap ayahmu, Wiji Thukul," imbuhnya.
Kepada massa yang hadir, Wani menyampaikan, janji itu diucapkan Presiden Jokowi pada tahun 2014 saat ibunya, Siti Dyah Sujirah (Sipon) belum meninggal dunia.
Namun, hingga sang ibu meninggal dunia, nasib dan keberadaan Wiji Thukul tak kunjung diketahui.
"Sampai sekarang kami masih mengingat janji yang pernah diucapkan oleh Bapak Presiden Jokowi perihal Wiji Thukul. (Jokowi bilang) 'Wiji Thukul harus ketemu, kasus ini harus bisa selesai', 'Wiji Thukul harus bisa ditemukan'," ucap Wani.
Wani menuturkan, janji itu diucapkan Jokowi ketika ditanya wartawan mengenai kedekatan Jokowi dengan keluarga Wiji Thukul.
Kepada wartawan, Jokowi mengungkapkan bahwa ia dekat dengan istri Wiji Thukul dan anaknya.
"Beliau berkata, 'istrinya adalah kawan baik saya, anak-anaknya adalah kawan baik saya. Dan tentu saja kasus Wiji Thukul harus diselesaikan, Wiji Thukul harus ketemu hidup atau mati'," ucap Wani menirukan.
"Sekarang kamu akan membacakan puisi karya ayahmu?" tanya Butet.
"Nggih," jawab Wani.
Berikut ini puisi yang dibacakan Wani:
Peringatan.
Jika rakyat pergi, ketika penguasa pidato
Kita harus hati hati, barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi dan berbisik-bisik ketika membicarakan masalahnya sendiri,
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat tak berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam
Kritik dilarang
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata...
"Lawan!" teriak massa yang hadir.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/10/11223011/kala-anak-wiji-thukul-ungkit-janji-jokowi-untuk-temukan-ayahnya