Salin Artikel

Ironi dan Optimisme Pemilu 2024

Berjalan penuh emosional diselingi kekerasan verbal bahkan fisik, gaduh, terkadang minim rasionalitas dan etika berpolitik serta berpotensi merusak keutuhan bangsa.

Ada tanggung jawab kita semua, seluruh tokoh di semua elemen bangsa untuk berkomitmen mengawal pemilu berjalan dengan baik sesuai ketentuan regulasi juga etika demokrasi.

Agar pemilu 2024, yaitu pemilu ke 13, sejak diselenggarakan pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009, dan 2014, dan 2019 mampu memperkokoh platform demokrasi Indonesia dimasa depan.

Terdapat gelombang seruan moral dan kritik lebih dari 50 perguruan tinggi negeri dan swasta terhadap prilaku elite penguasa, pejabat pusat hingga daerah yang juga tidak bisa lepas perannya sebagai politisi yang seringkali mengabaikan prinsip keadaban demokrasi.

Kalangan akademisi dari beragam kampus mendesak penyelenggara negara agar betul-betul serius melaksanakan pemilu sesuai ketentuan hukum dan etika demokrasi.

Kita mendorong dan berharap Pemerintah, TNI dan Polri berperan menjadi pihak yang netral terhadap para kontestan. Agar agenda politik rutin setiap lima tahun tidak mengorbankan kesatuan, persatuan dan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa.

Kita sebagai bangsa pejuang yang sedang menapaki era baru yang penuh tantangan harus tetap memiliki optimisme bahwa pemilu akan berjalan lancar sekaligus proses pembelajaran bangsa membangun kearifan dalam berpolitik.

Dari pengalaman panjang berdemokrasi, semestinya kita sudah mampu membangun peradaban politik yang baik.

Kegaduhan dan kekerasan verbal di ruang publik yang diekspresikan oleh para elite politik harus kita tolak secara tegas, karena sesungguhnya melawan akal sehat.

Elite politik harus menyadari dampak besar yang ditimbulkan, bahkan efek yang ditimbulkannya di kalangan akar rumput.

Elite politik harus menjadi pribadi panutan, sejatinya segala tindak tanduk akan dicontoh, ibarat guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

Dampaknya akan semakin berbahaya jika diserap begitu saja oleh pengikutnya dan para generasi muda. Nilai-nilai kesantunan berpolitik akan luntur, terganti dengan budaya caci-maki yang melahirkan pesimisme akan masa depan.

Merawat optimisme

Pemilu 2024 memiliki dua sisi antara pesimisme dan optimisme. Pesimisme berangkat dari rasa kecemasan berlebihan akan dampak yang akan ditimbulkannya.

Sedangkan optimisme adalah bagian dari keyakinan akan kemampuan bangsa untuk keluar dari beragam kesulitan dan krisis.

Dinamika politik yang keras, diselingi berbagai pelanggaran diharapkan menjadi bagian proses pendewasaan bangsa Indonesia dalam berpolitik. Di balik beragam masalah sesungguhnya masih banyak alasan mendasari kita untuk optimistis.

Dasar hukum penyelenggaan Pemilu yang damai dan berintegritas sesungguhnya sudah kokoh untuk menjadi dasar bagi penyelenggara pemilu, baik KPU, Bawaslu dan DKPP yang sudah memiliki pengalaman dan kesiapan untuk pelaksanaannya.

Juga terbuka peluang publik berpartisipasi luas untuk mendukung dan mengawasi secara kontruktif agar penyelenggara pemilu benar-benar menjaga kemandirian, imparsialitas, profesionalitas, dan integritas sehingga tak ada celah yang bisa dikapitalisasi untuk mendelegitimasi pemilu 2024.

Kedepan segenap komponen strategis bangsa, utamanya politisi wajib menghindarkan pemilu dari politik yang saling menjatuhkan, saling menghina, dan saling menjelek-jelekan.

Dan tentu kalau masyarakat sudah tidak lagi menerima politik uang, maka sesungguhnya akan mempersempit motivasi terjadinya politik uang.

Mari kita bangun politik optimisme, bukan politik pesimisme politik untuk membangun kebajikan bersama dan politik yang mampu membangun harapan.

Dan tentu setiap agenda politik lima tahunan adalah momentum strategis untuk mengevalusi secara kritis dan komprehensif agenda kebijakan nasional sesuai harapan aspirasi terbaik rakyat.

Kita berharap semua komponen bangsa menjadikan pesta demokrasi rutin lima tahunan dilaksanakan dengan rasa sukacita dan semangat optimisme. Dan mampu menumbuhkan keyakinan setelah Pemilu usai kita akan menjadi bangsa yang lebih baik, lebih maju dan lebih sejahtera.

Pemilu harus terselenggara dengan baik dan berkualitas. Agar, pemimpin yang terpilih adalah pemimpin berkualitas.

Sesungguhnya bukan hal sulit, sekiranya kita memiliki semangat bela Negara yang memahami bahwa pemilu juga mengandung potensi destruktif yang dapat merusak sendi-sendi berbangsa dan bernegara. Dan tentu kesiapan kita berkorban untuk utamakan kepentingan bangsa dan dan Negara.

Di sisi lain, kekerasan verbal juga tidak boleh dilawan dengan kekasaran lainnya. Jika itu yang terjadi, hanya akan terus-menerus mereproduksi kekerasan verbal.

Kita bangsa yang memiliki selaksa kearifan dan kesantunan sebagai bangsa yang beradab untuk dapat melawan kekerasan verbal.

Merawat optimisme sesungguhnya menjaga nyawa demokrasi dari ancaman bahaya laten pendangkalan nalar dan kekerasan ekspresi.

Kita berharap dalam kontestasi menjadi pemimpin bangsa dan calon wakil rakyat di semua tingkatan berlomba-lomba menjaga adab lisan dan menarasikan harapan dan tawaran ideal bagi kesejahteraan bangsa.

Pemilu 2024 diharapkan melahirkan pemimpin bangsa dan politisi yang negarawan. Pemimpin dan politisi yang memberikan jiwa raganya untuk Negara, dan utamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi, bahkan kepentingan partai politiknya.

Di tangan pemilih yang cerdas diharapkan akan menghasilkan kepala pemerintahan dan anggota parlemen terbaik sesuai harapan rakyat dan takdir terbaik bagi bangsa Indonesia kedepan. Semoga!

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/05/12572691/ironi-dan-optimisme-pemilu-2024

Terkini Lainnya

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke