Surya mengatakan, jika memang masyarakat membutuhkan, ia ingin bansos itu diberikan dalam banyak waktu, tidak hanya menjelang pemilu.
“Jangan karena ada pemilu saja. Itu barangkali orang bisa menduga apa maksud sebenarnya,” kata Surya saat ditemui awak media selepas kampanye terbuka di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (1/2/2024).
“Jadi pikiran-pikiran yang mengundang tanda tanya, mengundang kecurigaan, yang saya itu tidak perlu ada,” kata dia.
Menurut Surya, pemerintah seharusnya melihat stabilitas di masyarakat hari ini yang membuat semua pihak nyaman dan tenang.
Ia mengaku tidak bermaksud mendiskreditkan pihak tertentu. Namun, kata Surya, masyarakat harus dilatih agar memiliki pemikiran kritis.
“Untuk bisa mengkritisi sisi kebijakan yang diangkat tidak cocok itu bukan langsung menjadi musuh kita, apalagi musuh negara,” ujar Surya,
Lebih lanjut, ia menyinggung peran Partai Nasdem yang sampai saat ini masih mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
“Nasdem belum pernah mencabut dukungannya atas kepemimpinan pemerintahan yang ada pada saat ini,” kata dia.
Presiden Joko Widodo menggelontorkan dana bansos dengan nilai fantastis menjelang pilpres 2024.
Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding masa pandemi Covid-19 tahun 2021 Rp 468,2 triliun dan Rp 460,6 triliun pada 2022.
Penyaluran bansos ini menjadi sorotan karena dikhawatirkan memuat konflik kepentingan.
Sebab, bansos yang dibagi-bagikan Presiden Jokowi dan anak buahnya yang dinilai condong bahkan mendukung capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/02/10382391/singgung-gelontoran-bansos-rp-496-t-jelang-pemilu-surya-paloh-mengundang