Salin Artikel

Catatan Debat Capres

Hasil jajak pendapat Litbang Kompas menyebutkan bahwa Prabowo mendapat nilai lebih rendah (6,9) daripada Anies dan Ganjar (keduanya 7,4) pada aspek menjawab pertanyaan.

Demikian juga pada aspek penguasaan permasalahan, Prabowo mendapat angka 6,9, lebih rendah daripada Anies (7,2) dan Ganjar (7,4).

Pada aspek penampilan di atas panggung, skor Prabowo sami mawon, yaitu lebih rendah (7,1) dibanding Anies (7,9) dan Ganjar (7,8).

Ada beberapa hal yang menarik untuk dicatat, yang mungkin mendasari penilaian 210 responden Litbang Kompas tersebut.

Pertama, Anies yang mendapat giliran pertama menyampaikan visi-misi memberi sengatan terlebih dahulu kepada Prabowo, dengan mengontraskan banyaknya jumlah prajurit TNI yang tidak memiliki rumah dengan lahan luas (340.000 hektare) yang dimiliki Prabowo.

Sengatan perdana Anies itu agaknya membuat Prabowo terkejut. Dengan spontan ia menyahut bahwa tuduhan Anies itu salah. Tak urung ia mendapat teguran moderator agar berbicara pada waktu yang disediakan.

Kedua, sengatan Anies kepada Prabowo terus dilontarkan pada sesi-sesi berikutnya, baik pada saat merespons pandangan Prabowo terhadap isu yang disampaikan panelis, maupun pada saat sesi tanya jawab antarcalon.

Beberapa sengatan Anies itu antara lain tentang kenaikan gaji anggota TNI/Polri yang hanya tiga kali selama pemerintahan sekarang, sementara pada era SBY naik sembilan kali.

Lalu tentang etika Prabowo menunjuk Gibran Rakabuming sebagai wakil presiden berdasar keputusan Mahkamah Konstitusi yang bermasalah, tentang kinerja Kementerian Pertahanan yang diberi nilai 11 dari 100.

Masalah etika juga disoroti Anies dengan menyinggung peran orang-orang dekat Prabowo yang terlibat dalam proyek food estate Kemenhan.

Anies juga mempersoalkan pembelian pesawat bekas, serangan siber yang tidak mampu diatasi, padahal pemerintah mengeluarkan anggaran yang besar untuk pertahanan dan keamanan.

Ketiga, walau tidak sesering Anies, Ganjar juga memberikan serangan yang cukup tajam kepada Prabowo sebagai Menhan. Ganjar menyebut kinerja Kemenhan dibawah pimpinan Prabowo mendapat nilai 5 dari 10.

Dinyatakan juga bahwa perencanaan penguatan pertahanan di era Prabowo disusun secara gegabah, yaitu top down. Akibatnya banyak alutsista yang tidak sesuai dengan kebutuhan setiap matra/angkatan.

Yang paling menyengat adalah ketika Ganjar menyodorkan beberapa indeks kinerja pertahanan secara global di mana Indonesia menunjukkan penurunan selama tahun-tahun terakhir.

Ia menantang Prabowo untuk menanggapi data tersebut, yang kalau perlu memanggil staf pada forum debat itu untuk menyanggahnya.

Reaksi Prabowo

Prabowo terlihat cukup kerepotan menanggapi sengatan Anies dan Ganjar. Terlihat konsentrasi Prabowo terpecah dua, yaitu antara membahas isu-isu substantif yang ditanyakan dan merespons pernyataan-pernyataan yang menyudutkan dari Anies dan Ganjar.

Emosi Prabowo tampak naik turun dalam menjawab kritik atau tuduhan dari kedua capres saingannya. Kegusaran hatinya terpantul pada raut mukanya, yang biasanya rileks.

Prabowo antara lain menyindir Anies tidak pantas bicara soal etik, perlu belajar ekonomi lagi, menunjukkan ambisi yang menggebu untuk menjadi presiden, dan suka bicara tanpa data.

Prabowo cenderung tidak tuntas dalam merespons pernyataan lawan debatnya, karena menurut dia berbagai masalah yang dipertanyakan capres lain tidak sepenuhnya merupakan kewenangan Menhan. Kementerian Keuangan dan DPR juga ikut berperan.

Kebijakan pertahanan termasuk pengadaan alutsista telah disetujui oleh DPR, termasuk oleh partai-partai yang mendukung Anies dan Ganjar. Maka atas dasar apa Anies dan Ganjar menyalahkan kebijakan pertahanan kepada Prabowo.

Selain itu, kebijakan dan realisasi pengadaan alutsista adalah rahasia negara, yang tidak bisa dibuka untuk umum. Untuk itu, Prabowo menyatakan bersedia membeberkan masalah pengadaan alutsista secara rinci dengan Anies pada forum lain.

Mengenai indeks ketahanan global yang disodorkan Ganjar, Prabowo menjawab bahwa Ganjar tidak fair karena waktunya terlalu singkat untuk menanggapi.

Walaupun sudah berusaha untuk menjawab berbagai masalah yang diangkat capres lain, Prabowo dinilai kurang memuaskan oleh publik sebagaimana tercermin dalam jajak pendapat Litbang Kompas.

Bahasa tubuh Prabowo yang menolak tuduhan, penggunaan istilah yang tidak umum, seperti “omon omon”, penyebutan gelar profesor doktor terhadap Anies yang bernada kurang bersahabat, semuanya memperlihatkan emosi Prabowo yang kurang terkendali dengan baik.

Di pihak lain, Anies dan Ganjar berbicara lebih bebas, tanpa beban, dan cenderung menimpakan kekurangan dan permasalahan di bidang pertahanan kepada Prabowo sebagai pembuat kebijakan.

Akibatnya Prabowo menerima sentimen negatif yang tinggi menurut kajian Drone Emprit.

Pelajaran bagi semua

Pelajaran yang dapat ditarik oleh peserta debat pemilu di tingkat apapun, kurang lebih sebagai berikut.

Pertama, setiap peserta debat harus pandai menjaga emosi. Ia harus bisa membedakan mana pertanyaan yang substantif dan mana pernyataan bersifat menyerang secara pribadi. Keduanya jangan dicampur aduk.

Terhadap pertanyaan substantif, peserta debat memang harus mengantisipasinya, agar mampu menjawab secara jelas. Untuk itu penguasaan masalah dan solusinya terhadap setiap topik perlu disiapkan dengan sedetail mungkin.

Kedua, terhadap pertanyaan yang sulit untuk dijawab, peserta debat perlu memberi respons yang jujur. Pernyataan seperti “Saya tidak mempunyai informasi yang cukup untuk menjawab masalah ini, namun saya akan usahakan untuk memberi jawaban secepatnya,“ kiranya lebih dihargai daripada respons yang panjang lebar, namun kosong.

Ketiga, tentang pertanyaan yang sifatnya menyerang pribadi tentu sulit untuk diantisipasi. Untuk itu penjawab harus pandai-pandai mengendalikan emosi agar tidak terpancing untuk mengeluarkan pernyataan yang negatif.

Ini karena orang banyak cenderung lebih mengingat ucapan yang negatif/kasar daripada pernyataan menyerang yang disampaikan secara halus atau tersamar.

Keempat, mengingat audiens debat pilpres/pilkada sangat heterogen, maka jawaban yang mudah diterima orang banyak umumnya lebih disukai daripada jawaban yang benar secara teori, namun sulit untuk dimengerti.

Bagaimanapun, jawaban berbasis data, bukti, atau pengalaman lebih diapresiasi daripada jawaban yang panjang lebar, namun tidak menyentuh persoalan yang dibahas.

Pada hemat penulis, topik debat capres ini terlalu luas untuk menghasilkan kesimpulan yang menyeluruh terhadap kemampuan setiap capres mengatasi masalah yang muncul.

Adalah sulit untuk menilai capres mana yang lebih paham terhadap setiap isu yang dibahas, dengan waktu penyampaian pendapat yang hanya beberapa menit.

Di samping itu, program-program sebaik apapun yang dipaparkan setiap calon tidak selalu mudah untuk dilaksanakan ketika seorang calon memenangi pilpres/pilkada.

Banyak hal bisa mendeviasi implementasi gagasan, seperti keterbatasan dana, koordinasi yang lemah dalam perencanaan lintas sektor, ketiadaan dukungan dari pihak-pihak terkait, perkembangan ekonomi dan geopolitik yang akan terjadi, dsb.

Namun acara debat antarkandidat tidaklah akan sia-sia, sepanjang diatur dengan baik. Acara debat yang akan datang, akan dapat lebih berguna bagi pemilih, jika topik yang dibahas lebih terbatas, waktu diskusi lebih lama, dan moderator menguasai lalu lintas perdebatan.

Selain itu, para calon perlu berbekal wawasan makro untuk membahas masalah-masalah mikro, agar dapat mendudukkan persoalan secara kontekstual dan proporsional.

Dengan berbasis data, informasi dan bukti (evidence), serta berpijak pada kejujuran dan hati yang bersih untuk mencari solusi persoalan bangsa, maka debat capres/cawapres akan berlangsung damai, membuahkan pemahaman baru, dan bermanfaat bagi calon pemilih.

https://nasional.kompas.com/read/2024/01/09/18375411/catatan-debat-capres

Terkini Lainnya

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPGĀ 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPGĀ 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke