Menurutnya, sebuah gagasan tanpa adanya gimik akan membuat masyarakat tak kepincut, begitu juga dengan sebaliknya.
"Dua-duanya perlu, kalau cuma gagasan tapi tidak ada gimik-nya, enggak akan ada yang beli. Tapi kalau gimik enggak ada gagasannya tidak mencerdaskan, jadi dua-duanya," kata Mardani dalam program Kompas Petang, Kamis (30/11/2023).
Mardani menilai, gimik dalam sebuah kampanye menjadi hal baru.
Jika sebelumnya serius dan tajam, kampanye kali ini justru lebih santai karena adanya gimik.
"Selamat datang di dunia baru. Kalau sebelumnya kampanyenya serius, kadang-kadang tajam, sekarang netizen inginnya kampanyenya yang santai, kami di PKS menyebut dengan 3A, adem, akur, asik. Kampanyenya harus adem, harus akur, harus asik," ujar Mardani.
Mardani pun yakin jika dalam kampanye hanya membicarakan gagasan, hal ini justru bisa dilewatkan begitu saja oleh masyarakat.
Mardani pun mengapresiasi calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto yang kini bisa membangun gimik berjoget.
"Kalau gagasan terus langsung di-skip. Saya setuju, ini Pak Prabowo luar biasa. Karena sudah bisa joget gemoy-nya," terang dia.
Terlepas adanya fenomena gimik dalam kampanye, Mardani berharap dalam debat capres dan cawapres nanti tetap mengedepankan gagasan.
"Makanya sesudah gemoy sebentar lagi akan ada debat capres-cawapres, mudah-mudahan di debat capres-cawapres itu akan ada kampanye karya dan gagasan, kompetisi yang lebih tajam," pungkas dia.
https://nasional.kompas.com/read/2023/11/30/20043971/timnas-amin-sebut-gimik-dan-gagasan-sama-sama-diperlukan