Salin Artikel

Ganjar Pranowo Temui Gus Mus, Bahas Situasi Politik Usai Putusan MK

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) PDI-P Ganjar Pranowo berkunjung ke kediaman tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus ulama besar, Mustofa Bisri atau Gus Mus di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlatut Thalibin, Kelurahan Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Senin (13/11/2023).

Keduanya membahas situasi terkini bangsa dan negara. Diakui Ganjar, salah satu hal yang dibahas yaitu situasi politik setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang batas usia minimum capres-cawapres. Namun soal itu dibahas dengan santai.

Diketahui, pertemuan terjadi setelah para tokoh bangsa terlebih dulu sowan ke kediaman Gus Mus, Minggu (12/11/2023).

"Kalau sama Abah (Gus Mus) itu cerita yang lucu-lucu, cerita yang menceritakan situasi-situasi yang kekinian dan enteng-enteng saja,” kata Ganjar dalam keterangannya, Senin.

Selain Gus Mus, Ganjar juga berbincang santai dengan Nawawi Cholil atau Mbah Wi dan menantu Gus Mus, Wahyu Salvana atau Gus Wahyu.

Ganjar mengaku sudah merencanakan pertemuan dengan Gus Mus sejak dirinya pamitan sebagai Gubernur Jawa Tengah.

“Saya sudah janji mau sowan ke beliau sebelum selesai masa jabatan mau pamit. Tapi karena waktunya tidak cukup, dulu beliau umroh, saya pikir waktunya akan bareng,” ucap dia.

“Saya susul tapi tidak ketemu juga, lalu dititipkan salam ke keponakannya dan disampaikan kepada saya. Nah baru kemudian jadwalnya saya sowan hari ini alhamdulillah bisa bertemu,” sambungnya.

Dalam pertemuan itu, Ganjar dan Gus Mus juga sempat makan siang bersama.

Dalam pertemuan selama 1 jam tersebut, Ganjar disuguhkan berbagai menu makanan seperti oseng cumi, telur dadar, tahu, capcay, udang, sambal terasi, hingga sayur asem.

Selesai diskusi dan makan bersama, Gus Mus turut mendoakan Ganjar di akhir pertemuan.

“Kita hanya diskusi saja sih, saya didoain. Didoain yang baik-baik,” tutup politikus PDI-P itu.

Perlu diketahui, sehari sebelumnya, sejumlah tokoh bangsa juga sowan ke kediaman Gus Mus.

Mereka menyampaikan permasalahan bangsa menjelang bergulirnya Pemilu 2024.

"Kita ke Gus Mus untuk sowan, tapi juga berbagi rasa,” ujar sastrawan sekaligus jurnalis senior Goenawan Mohamad.

Menurut Goenawan, saat ini kepercayaan pada sesama itu sangat tipis lantaran banyak sekali kebohongan. Selain itu, lanjut dia, kepercayaan menipis lantaran kesetiaan, suara, hingga kedudukan bisa dibeli.

Situasi ketidakpercayaan antarwarga, kata Goenawan, kian menjadi menjelang Pemilu. Apalagi setelah adanya kontroversi terkait konstitusi.

“Menjelang pemilu dan pilpres menurut saya makin mencemaskan karena aturan bersama mulai dibongkar bahkan dirusak. Terjadinya skandal di MK (Mahkamah Konsitusi) menunjukkan itu,” ujar Goenawan Mohamad.

Seperti diketahui, MK mengabulkan sebagian gugatan terkait Pasal 169 UU Nomor 7/2017 yang mengatur syarat calon presiden dan calon wakil presiden.

Beberapa hari setelah putusan perkara nomor 90/PUU/XXI/2023 ini, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, yang juga anak Presiden Joko Widodo, ditunjuk menjadi bakal calon wakil presiden dari Prabowo Subianto.

Belakangan seluruh hakim MK dinyatakan melanggar etik saat memutuskan perkara gugatan tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2023/11/13/16380201/ganjar-pranowo-temui-gus-mus-bahas-situasi-politik-usai-putusan-mk

Terkini Lainnya

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Nasional
KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

Nasional
Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Nasional
Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Nasional
Buka Opsi Sebar Satkalsel, KSAL: Tunggu Kapal Selamnya Banyak Dulu

Buka Opsi Sebar Satkalsel, KSAL: Tunggu Kapal Selamnya Banyak Dulu

Nasional
Khofifah: Guru Besar Usul Pembentukan Kementerian Pendidikan Tinggi, Teknologi, dan Inovasi

Khofifah: Guru Besar Usul Pembentukan Kementerian Pendidikan Tinggi, Teknologi, dan Inovasi

Nasional
Dewas KPK: Nurul Ghufron Teman dari Mertua Pegawai Kementan yang Dimutasi

Dewas KPK: Nurul Ghufron Teman dari Mertua Pegawai Kementan yang Dimutasi

Nasional
PKS Sebut Presidensialisme Hilang jika Jumlah Menteri Diatur UU

PKS Sebut Presidensialisme Hilang jika Jumlah Menteri Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke