Salin Artikel

Kisah 4 Polwan Pertama Jadi Gegana Brimob dan Teken "Kontrak Mati"

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasukan Gegana pada Korps Brigade Mobil (Brimob) dikenal sebagai kesatuan khusus Polri yang diberi tugas taktis seperti penjinakan bahan peledak, kontraterorisme dan pemberontakan, penyelamatan sandera, penanganan ancaman kimia-bilogi-radiasi (KBR), sampai intelijen.

Maka dari itu pendidikan buat para personelnya pun dibedakan dari polisi lainnya.

Akan tetapi, 4 perempuan mengukir sejarah pada Juni 1990 dengan menjadi Polwan pertama yang ditempatkan sebagai anggota pasukan Gegana Brimob.

Identitas ke-4 Polwan yang pertama kali menjadi anggota Pasukan Gegana adalah Ina Rochmatin, Atanasia Tri Basuki, Sayekti, dan Reny Irawati.

Ketika itu mereka berpangkat sersan dua dan usianya sekitar 20-an.

"Kalau sudah masuk Brimob, hidup mati kami hanya untuk Brimob. Kami memang sudah teken kontrak mati ...," kata Ina yang dibenarkan ketiga rekannya, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 1 September 1991.

Mereka mengakui tidak mudah buat menjadi anggota Gegana. Apalagi bersaing dengan sejawat mereka yang laki-laki.

Sebab, untuk jadi anggota pasukan khusus Polri, seseorang harus menempuh latihan fisik yang relatif lebih berat dibandingkan dengan latihan fisik kepolisian umumnya.

Akan tetapi, ke-4 Polwan itu menghapus keraguan tersebut. Dalam pendidikan dasar bintara Brimob selama 3,5 bulan (Agustus-November 1990) yang diikuti 80 siswa, empat di antaranya polisi wanita, dua dari empat polwan ini masuk dalam 10 besar lulusan terbaik.

Mereka dinilai terbaik dalam hal ketrengginasan, kecendekiaan, ketabahan dan pengumpulan nilai.

Kepala Bagian Polisi Wanita Mabes Polri, Letkol (Pol) Kusbandiah Benjamin mengatakan, keberadaan Ina dan ketiga rekannya dalam Pasukan Gegana Korps Brimob menjadi kebanggaan.

"Sejak Korps Polwan berdiri, memang baru pertama kalinya ada empat Polwan masuk Brimob, apalagi jadi anggota Gegana. Dan ini menjadi kebanggaan tersendiri," kata Kusbandiah.

Dia mengatakan, keempat Polwan itu bisa masuk sebagai anggota Gegana Brimob karena mempunyai kemampuan menembak yang baik, saat menempuh pendidikan di Sekolah Bintara Polwan Ciputat. Keempatnya masuk dalam kategori penembak "kelas satu".

Dengan pertimbangan dan alasan tertentu lainnya, pada Juni 1990 pimpinan Polri menempatkan Ina, Atanasia, Sayekti, dan Reny ke Detasemen Gegana Brimob Polri.

Selesai pendidikan pertengahan November 1990, empat Polwan ini bertugas di Pusat Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"Banyak pengalaman baru dan aneh-aneh yang diterima selama pendidikan dasar Brimob, yang belum pernah kami alami di pendidikan Sekolah Bintara Polwan," ujar Ina yang mengaku sejak kecil punya cita-cita jadi Polwan.

Pendidikan di lapangan yang diikuti mereka tentu saja relatif berat.

Misalnya, halang rintang lanjutan (merayap tambang, melompati jurang, menggantung seperti kera), lintas alam (dengan pakaian lengkap, mendaki gunung, melewati sungai, jalan setapak dan masuk ke gua), survival (selama dua hari satu malam mereka harus bertahan di hutan, makan apa saja yang ada di hutan Gunung Pundak di Jatim), escape (menuruni puncak gunung dan berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer), turun dengan tambang dari helikopter, atau pun renang militer sejauh tiga mil di pantai Bondowoso, Jatim.

"Kami melaksanakan itu semua dengan senang. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan hati senang, semua yang berat jadi enteng. Meskipun makan di hutan dan jarang mandi, selama pendidikan kami tidak pernah sakit. Soal mati itu kan di tangan Tuhan. Yang penting, kita tetap berani dan percaya diri melaksanakan tugas seberat apa pun," papar Ina.

Sebelum menjadi polisi, Ina sempat kuliah di Fakultas Administrasi Negara Universitas Dr Sutomo Surabaya itu.

"Saya hanya kuliah satu tahun sambil menunggu pengumuman Sekolah Bintara Polwan Ciputat. Karena sudah cita-cita jadi Polwan, saya tinggalkan bangku kuliah," ucap Ina.

Sedangkan Reny dan Sayekti merupakan anak dari pensiunan anggota Brimob.

"Kami berdua 'anak kolong'," sahut mereka yang sama-sama lahir di Jakarta.

"Boleh dibilang kami mewarisi pekerjaan ayah kami masing-masing," kata mereka serempak.

Menurut Sayekti, sejak kecil ia senang melihat orang baris- berbaris.

"Kalau ada acara HUT ABRI 5 Oktober, saya lari dan nonton ke Lapangan Parkir Senayan," cerita lulusan SMAN 11 Jakbar ini dengan tawa berderai-derai.

Sedangkan Atanasia Tri Basuki yang akrab dipanggil Uki, lahir di Klaten, Jawa Tengah, mengaku memang bercita- cita jadi Polwan.

Soal tekad, keinginan, dan cita-cita ini memang merupakan salah satu faktor penting keberhasilan seseorang menekuni pekerjaan dan profesinya.

Pertanyaan lainnya adalah, bagaimana seandainya polisi wanita ini ingin menikah? Apakah mereka harus meninggalkan pasukan Gegana Brimob?

"Jiwa kebersamaan kami sudah tertanam dalam Brimob. Kami tetap ingin mengabdikan diri dalam pasukan khusus ini," kata Ina mewakili tiga rekannya.

Sedangkan soal pasangan hidup, polwan-polwan ini menuturkan, mereka ingin mendapatkan suami yang mau memahami tugas-tugas seorang polisi, terutama tugas anggota Gegana Brimob yang relatif berat.

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/23/12585961/kisah-4-polwan-pertama-jadi-gegana-brimob-dan-teken-kontrak-mati

Terkini Lainnya

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke