Salin Artikel

Bicara Tantangan Anak Muda ASEAN, Puan Soroti Upah Rendah hingga Partisipasi Politik

KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) yang sekaligus Presiden ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44 Puan Maharani berbicara tentang berbagai tantangan yang dihadapi kalangan muda.

Adapun tantangan yang dimaksud Puan mulai dari partisipasi politik, kepemimpinan digital, hingga banyaknya kaum muda yang mendapat upah rendah dalam pekerjaan.

Hal tersebut disampaikan Puan saat membuka Rapat atau Meeting Young Parliamentarians of AIPA (YPA) yang menjadi rangkaian dalam Sidang AIPA ke-44.

Meeting of YPA yang diselenggarakan pada hari ke-4 Sidang Umum parlemen negara-negara ASEAN tersebut digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (8/8/2023).

“Sebagai Presiden AIPA, saya senang menyaksikan energi dan antusiasme kolektif yang Anda bawa ke pertemuan ini,” kata Puan dalam siaran persnya, Selasa.

Adapun pertemuan tersebut mengambil tema tentang Cara Memajukan Keterlibatan Pemuda dalam Pemerintahan dan Partisipasi dalam Demokrasi.

Menurut Puan, isu dalam pertemuan YPA sangat relevan dan cocok dengan topik Sidang Umum AIPA ke-44, yaitu :Responsive Parliament for a Stable and Prosperous ASEAN" atau "Parlemen yang Responsif untuk ASEAN Stabil dan Sejahtera".

“Pemuda, yang terdiri dari hampir 34 persen populasi ASEAN, memiliki potensi besar sebagai agen perubahan positif. Perspektif segar Anda, pendekatan inovatif untuk pengambilan keputusan, dan komitmen kuat untuk menyelesaikan tantangan regional merupakan aset penting bagi kemajuan kita bersama,” paparnya.

Puan pun memuji dedikasi para anggota parlemen muda ASEAN dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi kawasan. Termasuk dengan berdiskusi untuk mencari solusi terhadap berbagai tantangan global seperti yang dilakukan hari ini.

“Pertemuan ini menyoroti beberapa isu penting yang menuntut perhatian kita. Pertama, kita harus meningkatkan peran parlemen dalam mendorong inisiatif pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan dan kepemimpinan digital,” ujar Puan.

Menurut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu, pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan dan kepemimpinan digital tersebut termasuk dengan memberikan dukungan lewat kebijakan maupun regulasi.

Kemudian, kata Puan, pemberdayaan pemudha juga dilakukan dengan memfasilitasi akses inklusi keuangan, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengusaha muda untuk berkembang.

“Ekonomi digital di ASEAN menunjukkan potensi yang sangat besar, dengan proyeksi pasar sebesar 1 triliun dollar AS pada 2030. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi dan inovasi, kita dapat membuka peluang baru bagi kaum muda di Asia Tenggara,” jelasnya.

Adapun isu kedua yang disoroti dalam pertemuan YPA adalah tentang persoalan ekonomi yang dihadapi kalangan muda.

Menurut Puan, meski pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara Asia Tenggara cukup kuat di masa pemulihan pasca-pandemi Covid-19, tetapi tingkat pengangguran kaum muda masih tetap tinggi.

“Dan banyak kaum muda terlibat dalam pekerjaan yang rentan dengan upah rendah,” tutur mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangungan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu.

Oleh karenanya, Puan mengajak anggota parlemen muda AIPA untuk bersama-sama mencari jalan keluar dalam mengatasi berbagai masalah tersebut. Beberapa caranya seperti melalui pendidikan yang lebih baik, pelatihan kejuruan, dan program pengembangan keterampilan.

“AIPA harus memainkan peran penting dalam mengadvokasi langkah-langkah ini, dan memfasilitasi kolaborasi di antara anggota parlemen di kawasan ASEAN untuk menciptakan kebijakan yang memungkinkan ketenagakerjaan muda,” tegas Puan.

Lebih lanjut, pertemuan YPA juga akan membahas isu mengenai dipastikannya keterlibatan pemuda dalam mempromosikan dan menjaga demokrasi.

Puan menyebut, pemuda harus didorong untuk menjunjung tinggi nilai demokrasi, supremasi hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM).

“Partisipasi aktif pemuda dalam mempertahankan proses demokrasi sangat penting untuk kelanjutan kemajuan kawasan kita. Mendorong kaum muda untuk berpartisipasi dalam masyarakat sipil dapat membantu suara mereka didengar dan keinginan mereka ditindaklanjuti,” ungkapnya.

Puan mengatakan, AIPA bekerja sama dengan parlemen di negara ASEAN untuk berupaya meningkatkan kesadaran, memperkuat penerapan nilai-nilai demokrasi, dan melindungi HAM di ASEAN.

Menurutnya, memberdayakan kaum muda untuk berpartisipasi dalam proses politik dapat membangun demokrasi yang lebih inklusif dan representatif.

“Kita juga harus mencari cara untuk mendorong partisipasi dan keterlibatan kaum muda yang lebih bermakna dalam proses pembuatan kebijakan publik di ASEAN,” sebut Puan.

“Penting bagi kita untuk membuat platform agar suara anak muda didengar dan dipertimbangkan tentang masalah yang berdampak langsung pada generasi mereka,” imbuhnya.

Cucu Bung Karno itu menilai, AIPA dapat mendukung hal tersebut dengan memberikan kesempatan bagi anggota parlemen muda untuk berkontribusi dalam diskusi kebijakan dan terlibat pada organisasi-organisasi yang dipimpin oleh pemuda.

“AIPA juga dapat mengadakan program mentorship yang menjembatani kesenjangan antara pemimpin berpengalaman dan pemimpin masa depan di kawasan Asia Tenggara,” imbau Politisi PDI Perjuangan ini.

Puan yakin pertemuan YPA ini akan menghasilkan diskusi yang bermanfaat dan solusi inovatif untuk tantangan yang ada.

Ia menilai energi, semangat, dan komitmen anggota parlemen muda AIPA untuk perbaikan ASEAN benar-benar menginspirasi.

“Mari kita gunakan kesempatan ini untuk bertukar pikiran, berbagi praktik terbaik, dan menjalin kemitraan yang akan membentuk masa depan ASEAN. Terima kasih, dan semoga Anda semua mendapatkan sesi yang produktif,” ujar Puan.

Untuk diketahui Meeting YPA dipimpin oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Gilang Dhielafararez dengan Co-Chair bersama Anggota DPR RI Dyah Roro Esti. Meeting YPA menghadirkan anggota-anggota parlemen muda AIPA.

Dalam kesempatan yang sama, Gilang Dhielafararez menyampaikan apresiasi atas kesediaan Puan membuka pertemuan Young Parliamentarians of AIPA. Menurutnya, pandangan Puan akan menambah substansi dari meeting.

“Komitmen beliau tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan kalangan muda. Komentar Ibu Puan juga akan turut menentukan arah diskusi ini,” ucap Gilang di hadapan anggota parlemen muda AIPA tersebut.

Hasilkan dua draft resolusi

Untuk Sidang Umum AIPA ke-44, YPA mengusulkan dua draf resolusi agar diadopsi oleh parlemen-parlemen ASEAN.

Salah satu resolusi diusulkan oleh Indonesia yakni soal "Advancing Youth Engagement for Inclusive Development, Economic Transformation, and Democratic Participation" atau "Memajukan Keterlibatan Pemuda untuk Pembangunan Inklusif, Transformasi Ekonomi, dan Partisipasi Demokrasi".

“Resolusi dari Indonesia untuk mendorong masyarakat muda untuk bisa terjun di dunia politik, dan tentunya juga di semua sektor,” jelas Gilang.

Kemudian resolusi kedua yang akan diajukan YPA di Sidang Umum AIPA kali ini bertajuk "The Role of Young Parliamentarians in Governance" atau "Peran Anggota Parlemen Muda dalam Pemerintahan" yang merupakan usul dari Malaysia.

Gilang mengatakan, AIPA melalui anggota-anggota mudanya berupaya mendorong pemberdayaan kalangan muda ASEAN,  termasuk di bidang ekonomi. 

Dengan demikian, kesejahteraan yang didapat anak muda dapat mendukung kehidupan mereka. Ini sejalan dengan poin yang disampaikan oleh Puan mengenai upah untuk pekerja muda.

“Misalnya di dunia ekonomi, kita dorong supaya lebih kreatif. Dan di parlemen kita memberikan semangat juga, kita dorong agar anak-anak muda di dunia politik. Apalagi Indonesia di tahun 2045 nanti akan lebih banyak anak mudanya,” sebut Anggota Komisi III DPR RI itu.

“Dan di ASEAN ada beberapa negara yang juga punya target di 2045 menjadi negara besar, salah satunya Vietnam. Makanya kita ingin agar resolusi ini bisa berdampak langsung ke anak-anak muda di kawasan ASEAN,” tambah Gilang.

Dukungan untuk kaum muda dinilai penting mengingat ada sekitar 600 juta penduduk di ASEAN yang berasal dari kelompok tersebut.

Menurut Gilang, diperlukan berbagai upaya untuk mendukung eksistensi anak muda ASEAN sehingga dapat bersaing di kancah global.

“Karena tantangan ke depan ada banyak, seperti green economy dan lain sebagainya. Jadi harus dipersiapkan. Kalau kita di DPR salah satunya ini dengan menyiapkan SDM unggul untuk masa depan,” urainya.

Selain membahas soal resolusi yang akan diusulkan ke forum besar AIPA, anggota YPA juga berdiskusi tentang sejumlah isu lain. Di antaranya soal dukungan terhadap hak-hak bagi kalangan muda di ASEAN.

“Kami menyadari itu sangat penting demi kemajuan Pemuda dan anak di kawasan. Karena dengan menjunjung hak asasi manusia dalam setiap program, saya yakin ini akan bagus dalam melihat arah masa depan kawasan,” kata Delegasi dari Thailand.

“Dari sidang ini, kami memberi sedikit pintu harapan bahwa anak muda perlu diberi peran yang lebih kuat dalam pengambilan keputusan supaya mereka terlatih,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Delegasi dari Malaysia. Ia menilai anak-anak dan kalangan muda harus diberi kebebasan atas hak-hak mereka, tanpa membatasi ruang eksplorasi demi kelangsungan masa depan kaum muda.

“Di tempat kami, anak muda yang ikut dalam politik masih sedikit, makanya kami ingin belajar bagaimana memasukkan ide bagi anak muda untuk ikut bergabung,” ungkapnya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/08/20195501/bicara-tantangan-anak-muda-asean-puan-soroti-upah-rendah-hingga-partisipasi

Terkini Lainnya

MPR Akan Revisi Tata Tertib Pelantikan Presiden dan Wapres RI, Bakal Keluarkan Tap MPR

MPR Akan Revisi Tata Tertib Pelantikan Presiden dan Wapres RI, Bakal Keluarkan Tap MPR

Nasional
Pejalan Kaki Akan Jadi Kasta Tertinggi di IKN

Pejalan Kaki Akan Jadi Kasta Tertinggi di IKN

Nasional
PKS Minta Pemerintah Perhatikan Kelas Menengah dalam Kebijakan Tapera

PKS Minta Pemerintah Perhatikan Kelas Menengah dalam Kebijakan Tapera

Nasional
Risma Ingatkan Lansia Jaga Kesehatan agar Tak Bebani Orang Lain

Risma Ingatkan Lansia Jaga Kesehatan agar Tak Bebani Orang Lain

Nasional
Soal Usung Figur Publik pada Pilkada 2024, Nasdem: Ada Nafa Urbach dan Ramzi

Soal Usung Figur Publik pada Pilkada 2024, Nasdem: Ada Nafa Urbach dan Ramzi

Nasional
Kapolri dan Jaksa Agung Tak Cukup Pamer Keakraban...

Kapolri dan Jaksa Agung Tak Cukup Pamer Keakraban...

Nasional
BMKG: Indonesia Berisiko Kekeringan Meteorologis, Hati-hati Karhutla

BMKG: Indonesia Berisiko Kekeringan Meteorologis, Hati-hati Karhutla

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke