Jokowi mengingatkan, selain Ciliwung, ada 12 sungai lainnya yang melintasi Jakarta dan berpotensi menyebabkan banjir. Ditambah dengan banjir rob yang terjadi di daerah pesisir.
"Hari ini telah selesai dikerjakan sodetan Ciliwung dan untuk penanganan banjir di Jakarta itu belum cukup, karena kita di Jakarta tidak hanya mengurusi yang namanya Sungai Ciliwung saja," kata Jokowi usai acara peresmian, Senin.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, penanganan banjir di Jakarta harus dilakukan dari hulu sampai hilir secara komprehensif.
Oleh sebab itu, pemerintah sudah membangun sejumlah infrastruktur pengendali banjir. Selain sodetan Ciliwung, ada Bendungan Sukamahi dan Ciawi di Bogor yang diresmikan pada tahun lalu.
"Itu bisa menyelesaikan baru kira-kira 62 persen dari persoalan banjir yang ada di Jakarta. Artinya masih ada PR (pekerjaan rumah) 38 persen. Ini yang harus dikerjakan bersama-sama Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan Pemprov DKI Jakarta," ujarnya.
Jokowi pun menegaskan bahwa beragam proyek untuk menangani banjir di Jakarta harus terus dilanjutkan, termasuk normalisasi Sungai CIliwung.
"Normalisasi sungai Ciliwung harus segera rampung. Dari 33 kilometer yang ada, baru selesai 16 kilometer sehingga masih tersisa 17 kilometer," kata Jokowi.
"Saya minta Pak Menteri PU, Pak Gubernur, bersama-sama untuk selesaikan ini termasuk penanganan di 12 sungai yang mengalir, melintasi DKI Jakarta juga harus dinormalisasi," ujarnya lagi.
Air dari Sungai Ciliwung nantinya akan dapat dialihkan menuju KBT melalui dua terowongan sepanjang 1,3 kilometer dengan lebar terowongan masing-masing 3,25 meter.
Jokowi mengungkapkan, proyek ini menghabiskan dana sebesar Rp 1,15 triliun dan dapat mengatasi banjir di enam kelurahan.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/31/12595921/jokowi-sebut-sodetan-ciliwung-belum-cukup-untuk-tangani-banjir-jakarta