Salin Artikel

Pertemuan Budiman Sujatmiko dan Prabowo Subianto Dinilai Unik dan Ironis

Menurut Khairul Umam, pertemuan antara Budiman Sujatmiko dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu menunjukkan sinyal kian kuatnya konsolidasi kalangan mantan aktivis 98 di lingkaran Prabowo Subianto.

“Hal ini tentu unik sekaligus ironis. Unik karena Prabowo akhirnya bisa meyakinkan simpul-simpul jaringan kekuatan yang dulu sangat efektif mendegradasinya di pemilihan presiden (pilpres) 2014 dan 2019,” kata Khoirul Umam kepada Kompas.com, Rabu (19/7/2023).

Selain itu, kata Khairul Umam, pertemuan tersebut juga sebagai hal yang ironis lantaran Budiman Sujatmiko merupakan seorang aktivis yang dikenal tidak berhubungan baik dengan tokoh yang dekat dengan Orde Baru.

“Tentunya manuver ini akan memantik kekecewaan besar dari masyarakat yang masih peduli sejarah reformasi, namun nature politik hari ini memang telah berubah,” kata Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina itu.

Lebih jauh, Khairul Umam menilai indikasi perpecahan di tubuh internal PDI-P kian terlihat ketika Budiman menyambangi kediaman Prabowo Subianto.

Apalagi, pernyatakaan Budiman yang menggarisbawahi pentingnya seorang pemimpin yang berlatar belakang militer, senior dan berpengalaman mengadapi ketidakpastian global, menyiratkan secara jelas dukungan politiknya pada penconan Prabowo Subianto di pilpres 2024.

Padahal, PDI-P tengah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) di pilpres mendatang.

“Manuver Budiman kali ini tampaknya betul-betul di luar kontrol PDI-P. Langkah itu dia lakukan sebagai reaksi atas upaya pihak-pihak tertentu di internal PDI-P yang mencoba meminggirkan perannya di PDI-P,” kata Khairul Umam.

“Hal itu diindikasikan oleh tidak diberikannya posisi pencalegan yang layak bagi Budiman, dan dirinya juga tidak dilibatkan dalam tim pemenangan pencapresan Ganjar Pranowo,” imbuhnya.

Menurut Khoirul Umam, Budiman saat ini tengah merasa tidak punya beban dan memilih untuk menjadi "partikel bebas" yang seolah tidak ingin didikte oleh aturan organisasi konstitusi partai PDI-P.

Adapun, usai menggelar pertemuan dengan Prabowo di Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam, Budiman mengaku memiliki kecocokan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) itu.

Ia menganggap Prabowo sebagai sosok pemimpin yang bisa membawa Indonesia lepas dari krisis global.

“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya,” kata Budiman.

“Dalam pengertian, suatu bangsa ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global,” ujarnya lagi.

“Kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komprehensif,” kata dia.

Namun, Budiman mengaku datang bukan sebagai kader PDI-P. Tetapi, ia mengunjungi Prabowo atas nama pribadi.

“Sebelum saya masuk ke PDI Perjuangan, saya kan punya story dan punya history juga, sebelum Pak Prabowo jadi Ketum Gerindra dan sebelum bacapres (bakal calon presiden) kita sudah punya story-story lama. Kami membicarakan itu,” kata Budiman.

Budiman pun sempat menyamakan Prabowo dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo, serta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurut dia, semua tokoh tersebut memiliki pemikiran menarik untuk digali.

"Ini sosok nasionalis yang menurut saya pikiran-pikirannya menarik untuk kita diskusikan, untuk kita gali," ucap dia.

https://nasional.kompas.com/read/2023/07/20/17052441/pertemuan-budiman-sujatmiko-dan-prabowo-subianto-dinilai-unik-dan-ironis

Terkini Lainnya

Soal Duet Budi Djiwandono-Kaesang, Gerindra Tunggu Keputusan Prabowo

Soal Duet Budi Djiwandono-Kaesang, Gerindra Tunggu Keputusan Prabowo

Nasional
Pemerintah Diingatkan, Jangan Sampai Tapera Dikorupsi seperti Asabri dan Jiwasraya

Pemerintah Diingatkan, Jangan Sampai Tapera Dikorupsi seperti Asabri dan Jiwasraya

Nasional
Komposisi Pansel Capim KPK dari Masa ke Masa

Komposisi Pansel Capim KPK dari Masa ke Masa

Nasional
Kemenlu: Tidak Perlu Spekulasi Keanggotaan OECD Indonesia Akan Diveto Israel

Kemenlu: Tidak Perlu Spekulasi Keanggotaan OECD Indonesia Akan Diveto Israel

Nasional
Jadi Ketua Pansel Capim KPK, Muhammad Yusuf Ateh Miliki Harta Kekayaan Rp 24 Miliar

Jadi Ketua Pansel Capim KPK, Muhammad Yusuf Ateh Miliki Harta Kekayaan Rp 24 Miliar

Nasional
MA Ubah Aturan Batas Usia Calon Kepala Daerah, Golkar: Tak Ada Kaitan dengan Mas Kaesang

MA Ubah Aturan Batas Usia Calon Kepala Daerah, Golkar: Tak Ada Kaitan dengan Mas Kaesang

Nasional
Putusan Kilat MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Tak Transparan

Putusan Kilat MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Tak Transparan

Nasional
Pemerintah Disarankan Buat Iuran Tapera Opsional, Bukan Kewajiban

Pemerintah Disarankan Buat Iuran Tapera Opsional, Bukan Kewajiban

Nasional
MA Ubah Aturan Batas Usia Calon Gubernur, PDI-P: Demi Loloskan Putra Penguasa Maju, Pengkhianatan Tertinggi

MA Ubah Aturan Batas Usia Calon Gubernur, PDI-P: Demi Loloskan Putra Penguasa Maju, Pengkhianatan Tertinggi

Nasional
Kemenaker Tekankan Pentingnya Implementasi K3 di Tempat Kerja

Kemenaker Tekankan Pentingnya Implementasi K3 di Tempat Kerja

Nasional
Istana Enggan Ungkap Alasan Pilih 9 Anggota Pansel Capim KPK

Istana Enggan Ungkap Alasan Pilih 9 Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Menko Polhukam Perintahkan TNI-Polri Siapkan Alutsista Bantu Distribusi Logistik Pilkada di Papua

Menko Polhukam Perintahkan TNI-Polri Siapkan Alutsista Bantu Distribusi Logistik Pilkada di Papua

Nasional
Belajar dari Kasus Firli, Pansel Diminta Berani Coret Capim KPK Problematik

Belajar dari Kasus Firli, Pansel Diminta Berani Coret Capim KPK Problematik

Nasional
Brimob Konvoi di Kejagung, Polri Sebut Itu Patroli Rutin

Brimob Konvoi di Kejagung, Polri Sebut Itu Patroli Rutin

Nasional
Pakar: Tahapan Pilkada Sudah Dimulai, Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Tak Berlaku 2024

Pakar: Tahapan Pilkada Sudah Dimulai, Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Tak Berlaku 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke