PPATK menduga adanya mengalir ke beberapa money changer atau tempat penukaran uang asing.
Adapun kasus korupsi terkait proyek pembangunan menara telekomunikasi itu mengakibatkan kerugian keuangan negara yang sangat besar yakni mencapai Rp 8,032 triliun.
"Di transaksi-transaksi itu banyak aliran uang yang sedang kita dalami itu ke, kalau saya enggak salah, itu ke beberapa money changer," kata Direktur Analisis dan Pemeriksaan 1 PPATK, Beren Rukur Ginting di Hotel Santika, Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023).
Menurut Beren, setiap aliran dana terkait proyek di Kemenkominfo itu masih masih proses pendalaman. Termasuk, soal keterkaitan aliran ke money changer dengan aktivitas proyek.
"Nah ini kan menurut saya, menurut kita ini apakah ada hubungannya dengan aktivitas proyek atau bukan jadi itu yang sedang kita dalami," ujarnya.
Telusuri aset tersangka
Beren mengatakan, penelusuran aliran transaksi dilakukan terhadap rekening Bakti Kemenkominfo, pihak terkait seperti konsorsium serta subkontraktor hingga para tersangka di kasus itu.
Ia menjelaskan bahwa PPATK sejak awal sudah mulai melakukan penelusuran uang atau follow the money dalam perkara itu.
"Nah kemarin kan ada beberapa yang sudah ditetapkan tersangka itu. Nah kita mau lihat, sebenarnya kalau kami sih melihatnya dari gambaran itu nanti kita akan lihat nih dari jumlah pola transaksi kedudukan orang ini seperti apa," katanya.
Diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan total delapan pelaku dugaan korupsi dalam perkara yang merugi triliunan rupiah itu.
Dua pejabat negara yang menjadi pelaku adalah mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dan Direktur (Dirut) Bakti Kominfo Anang Achmad Latif (AAL).
Sementara enam lainnya dari swasta, yakni Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia, Galumbang Menak (GMS); Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Tahun 2020, Yohan Suryanto (YS); Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment, Mukti Ali (MA),
Kemudian, Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan (IH); Windi Purnama (WP) yang merupakan orang kepercayaan tersangka Irwan; dan Direktur Utama (Dirut) PT Basis Utama Prima, Muhammad Yusrizki (MY).
Sementara itu, tersangka Windi dijerat melanggar Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Sita aset
Selama proses penyidikan, Kejagung juga telah menyita sejumlah aset milik para tersangka, termasuk aset Johnny G Plate.
Beberapa aset Johnny yang disita yakni bidang tanah seluas 11,7 hektar di Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) serta satu unit mobil Land Rover tipe R warna putih metalik tahun 2021.
"Aset yang dilakukan penyitaan akan menjadi barang bukti masing-masing tersangka," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya pada 24 Mei 2023.
Selain barang milik Johnny G Plate, Kejagung juga menyita lima kendaraan dan satu bidang tanah di Jakarta Selatan dari Anang.
Penyitaan juga dilakukan terhadap Galumbang. Sebanyak dua kendaraan dan satu bidang tanah di Jakarta Selatan telah disita penyidik.
Kemudian, penyidik Kajagung juga menyita dua bidang tanah dari tersangka Irwan Hermawan di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Dalam dakwaan, Johnny G Plate disebut mendapatkan fasilitas hingga uang hingga mencapai Rp 17.848.308.000.
Selain itu, jaksa menyebut Johnny tetap melanjutkan proyek BTS 4G dan membayarkan uang kontrak meski tengat waktu proyek yang ditetapkan sudah berakhir pada Maret 2022 sudah terlampaui.
Terkait dakwaan itu, Johnny G Plate mengaku mengerti. Tetapi, ia menyatakan tidak pernah melakukan tindakan yang didakwakan oleh jaksa.
“Saya mengerti, Yang Mulia, tapi saya tidak melakukan apa yang didakwakan,” kata Johnny G Plate dalam sidang.
Sementara itu, tim penasihat hukum Johnny G Plate menyatakan akan mengajukan nota keberatan atau eksepsi.
https://nasional.kompas.com/read/2023/06/28/07240661/ppatk-ungkap-dan-telusuri-dana-proyek-bts-4g-yang-mengalir-ke-beberapa-money