Salin Artikel

Ketika Aksi Mahasiswa 1998 di Era Soeharto Dihadapkan dengan Peluru Tajam...

"Bahaya ini kalau tembus tubuh kita," ucap Sopiyan tiba-tiba saat menunjukkan foto sembilan selongsong peluru yang dijejer di atas meja berlatar kain merah.

Sejumlah selongsong peluru tersebut, katanya, didapat secara langsung di jalanan yang dilewati oleh massa aksi saat melakukan long march dari Semanggi menuju Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

"Soeharto mengklaim tidak ada peluru tajam. Ini buktinya (ada peluru). Dapat dari jalan, kita kumpulin," tutur dia.

Ia sangat bersyukur peluru itu tidak menembus tubuh serta kawan-kawan perjuangannya. Sopiyan menyebut, dengan ditembakannya senapan berisikan peluru oleh pihak keamanan saat itu, hanyalah menunjukkan bahwa pemerintah takut akan aspirasi rakyat.

"Bahwa memang Soeharto panik saat itu, meredam demo-demo kita kan pakai senjata, setiap aspirasi dijawab dengan senjata," kata Sopiyan.

Pria itu terlihat termenung sebentar. Dia lalu melanjutkan ceritanya dengan membandingkan kebebasan demokrasi yang saat ini sangat jauh berbeda dengan zaman rezim Soeharto dulu.

"Sekarang orang banyak kritik presiden tidak diapa-apain. Dulu, ngomong 'Soeharto' aja udah ditangkap. Kita harus bersyukur zaman ini," katanya berkisah.

Melanjutkan langkahnya, Sopiyan lantas berhenti di depan potret mahasiswa yang sedang berhadapan dengan pasukan tentara.

Di foto tersebut, terlihat para tentara siap dengan senapannya yang tergantung di samping celana loreng hijaunya.

"Bayangin, kita dihadapkan dengan tentara dengan senjatanya peluru semua, belum lagi gas air mata," ucapnya mengenang masa kelam itu.

Katanya, rasa nekat tiba-tiba saja muncul di benak pria yang juga turun dalam aksi reformasi 1998 tersebut, begitu pula dengan teman-temannya.

"Kita enggak bawa senjata sama sekali, (uang) dari mana? Buat bayar SPP saja susah," katanya lirih.

Bentuk perlawanan dari para massa aksi mahasiswa saat itu, menurut penuturan Sopiyan, hanyalah batu atau gelas minuman yang mereka temukan di sepanjang jalan saat long march.

"Paling ada di sekitar lapangan ya kita lempar batu, ada gelas minuman kita lempar," lanjut dia.

Sopiyan juga mengatakan saat itu banyak korban penembakan yang meninggal dunia. Hingga kini, mahasiswa dan rakyat masih meminta pertanggungjawaban negara atas jatuhnya korban-korban tahun 1998.

Berdasarkan catatan sejarah, tercatat 1.217 orang meninggal dunia, 189 perempuan diperkosa, 32 mall, 218 toko, 155 bank, 165 ruko, 81 kantor, 4 hotel, 21 rumah, dan 2 SPBU hancur dibakar dan dijarah selama kerusuhan Mei 1998.

"Kita minta makanya pelakunya ditangkap, diadili. Masih ada kok, penculik kita, teman-teman diculik, sampai sekarang belum dikembalikan. Kalau sudah dikubur mana makamnya? Kalau sudah meninggal mana jasadnya?" tanyanya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/05/17/06062471/ketika-aksi-mahasiswa-1998-di-era-soeharto-dihadapkan-dengan-peluru-tajam

Terkini Lainnya

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Nasional
Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Nasional
Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Nasional
Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Nasional
Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke