Keputusan tersebut sebagaimana hasil Muktamar PKB 2019 yang menyepakati Cak Imin akan menjadi peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kami ingin foto Gus Muhaimin (Cak Imin) ada di kertas suara Pilpres 2024 (bukan Pileg)," ujar Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, Senin (8/5/2023), dikutip dari Kompas.id.
Dengan keputusan tersebut, PKB untuk pertama kalinya tidak mencalonkan Cak Imin maju dalam Pileg setelah terpilih sebagai anggota legislatif dalam lima Pemilihan Umum (Pemilu) berturut-turut, yakni sejak 1999 hingga 2019, atau kurang lebih 20 tahun lamanya Cak Imin mengabdikan diri di Senayan.
Di sisi lain, berdasarkan kajian dan analisis PKB, hingga saat ini tidak calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pilihan publik yang memiliki tingkat elektabilitas dominan.
Karena itu, semua tokoh potensial berpeluang maju di Pilpres 2024, termasuk Cak Imin.
Untuk itu, Jazilul menyebut PKB membidik efek ekor jas yang bisa didapatkan partai jika Cak Imin maju sebagai capres atau cawapres.
Jazilul meyakini majunya kader PKB dalam gelanggang Pilpres bisa berbuah tambahan suara bagi partai. Hal ini juga yang telah diperhitungkan oleh PKB.
"Dalam rezim pemilu serentak, ada coattail effect (efek ekor jas)-nya. Kami sudah buat rencana dan kalkulasinya dengan target 100 kursi di DPR RI," kata Jazilul.
Lantas, seperti apa perjalanan politik Cak Imin, berikut ulasannya:
Pimpinan DPR termuda
Ketertarikan Cak Imin dalam dunia politik sudah terlihat ketika ia aktif dalam dunia pergerakan mahasiswa.
Cak Imin muda pernah menjabat sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta pada 1990-1997.
PMII yang menjadi kendaraannya membawanya melaju pesat dalam kontestasi politik nasional.
Sebab, seusai berjibaku dalam roda organisasi PMII, Cak Imin bersama para senior Nahdlatul Ulama (NU) termasuk Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mendirikan PKB. Ia langsung dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal PKB pada 1998.
Setahun berikutnya, pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 24 September 1966 ini maju dalam Pileg 1999-2004.
Hasilnya, ia lolos ke gelanggang politik Senayan. Ia terpilih menjadi Wakil Ketua DPR RI ketika baru berusia 32 tahun.
Rekor sebagai pimpinan DPR RI termuda yang ditorehkannya belum terpecahkan hingga saat ini.
Kemenangan pertama dicetaknya dalam Pemilu 1999-2004. Ia kemudian ditunjuk menjadi ketua Fraksi PKB sekaligus Wakil Ketua DPR RI.
Pada Pemilu 2004-2009, Cak Imin kembali lolos ke gelanggang legislatif. Ia kembali menduduki posisi Wakil Ketua DPR RI.
Pada Pemilu 2009-2014, lulusan FISIP UGM kembali terpilih untuk ketiganya sebagai anggota dewan.
Akan tetapi, Cak Imin ditunjuk menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Kabinet Indonesia Bersatu II periode 1009-2014.
Cak Imin terpilih kembali menjadi Anggota DPR-RI untuk keempat kalinya untuk periode 2014-2019 dari Dapil Jawa Timur VIII setelah memperoleh 116,694 suara.
Pada Pemilu 2019-2024, Cak Imin kembali menang. Ia kemudian menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.
Karier politik partai
Dikutip dari Kompas.id, tampuk kepemimpinan Cak Imin di PKB diawali dengan posisinya sebagai Sekretaris Jenderal PKB pada 1998.
Pada periode kepengurusan 2000-2005, ia kembali menduduki posisi tersebut.
Sesuai itu, karier politik Cak Imin di PKB kain melesat. Ia menduduki posisi Ketua Umum PKB dalam empat periode sekaligus. Yakni dari 2005-2008, 2008-2014, 2014-2019, dan 2019-2024.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/09/10005201/karier-politik-cak-imin-20-tahun-di-senayan-2024-pilih-pensiun