Salin Artikel

KPK Duga Transaksi Janggal Rp 349 Triliun Bisa Timbulkan Kerugian Negara Lebih Besar

Menurut Pahala, korupsi yang dilakukan oleh pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun Bea Cukai, Kementerian Keuangan menimbulkan kerugian negara sepuluh kali lipat.

Ia mencontohkan, ketika pegawai pajak diketahui menerima suap Rp 10, ia diduga membantu pengusaha menggelapkan atau memperkecil kewajiban pajak yang harus mereka bayarkan.

“Makanya ada kelipatan kalau dugaan saya, setidaknya 10 kali lipat negara rugi dari yang dia terima,” kata Pahala saat ditemui awak media di gedung Merah Putih KPK, Jumat (5/5/2023).

“Kan uang saya (pelaku) dapat karena bantu dia (pengusaha) bayar pajak lebih kecil kan,” tuturnya.

Hal ini juga berlaku ketika pegawai bea cukai menerima suap satu rupiah, maka terdapat pengusaha di bidang impor yang menghemat bea masuk milik negara.

Dalam kasus suap dan gratifikasi Direktur Pemeriksaan dan Penagihan (Direktur P2) pada Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2016-2019 Angin Prayitno, ia hanya menerima suap sekitar Rp 5 miliar dari pihak kuasa khusus wajib pajak yang ditunjuk Bank Pan Indonesia (Panin).

Padahal, pajak yang harus dibayarkan Bank Panin mencapai ratusan miliar rupiah.

“Berapa sih Angin terima? Rp 3 miliar, Rp 4 miliar, Rp 5 miliar. Coba kamu tanya sekarang Panin berapa pajaknya yang harus dibayar,” ujar Pahala.

“Makanya itu yang kita bilang jadi (transaksi ganjil) Rp 349 (triliun) mengindikasikan jauh yang lebih besar lagi karena ada pihak lain yaitu pengusaha yang ikutan,” tambahnya.

Dampak korupsi ini, kata Pahala, berbeda dengan korupsi yang dilakukan kontraktor.

Ketika kontraktor mencuri uang negara 10 persen dari nilai proyek pembangunan jembatan dan dibagi-bagikan ke sejumlah pihak, 90 persen anggaran itu tetap menjadi jembatan.

Dalam kasus ini, negara tetap mengalami kerugian 10 persen dari nilai proyek.

“Kontraktor cuma mencuri 10, 20 atau 30 dibagi-bagi, yang 70 (persen) jadi barang,” tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Mahfud MD mengungkap asal usul dugaan transaksi mencurigakan Rp 349 triliun di Kementerian Keuangan.

Menurutnya, sumber transaksi ganjil itu terbagi menjadi tiga kelompok yakni, pegawai Kementerian Keuangan Rp 35 triliun.

Selanjutnya, transaksi keuangan mencurigakan terkait kewenangan pegawai Kemenkeu sebagai penyidik tindak pidana asal dan TPPU yang belum diperoleh datanya sebesar Rp 261 triliun.

"Sehingga jumlahnya sebesar Rp 349 triliun, fix," ujar Mahfud dalam rapat dengan Komisi III DPR RI, Rabu (29/3/2023).

https://nasional.kompas.com/read/2023/05/05/21175291/kpk-duga-transaksi-janggal-rp-349-triliun-bisa-timbulkan-kerugian-negara

Terkini Lainnya

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke