Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 4,9 dan 5,0.
Kemudian, gempa bumi di wilayah Samudra Hindia Selatan Bali tidak berpotensi tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam siaran pers, Senin.
BMKG menyampaikan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,66° LS; 115,09° BT dan 9,66° LS ; 115,12° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 86 Km arah Selatan Kota Denpasar, Bali, pada kedalaman 49 km dan 50 km.
Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujar Daryono.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kuta, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah dengan skala intensitas III MMI; serta daerah Kuta Selatan, Karangasem, dan Sumbawa Barat dengan skala intensitas II-III MMI.
Tercatat hingga pukul 08.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," kata Daryono.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/10/15352751/2-gempa-guncang-samudra-hindia-selatan-bali-tak-berpotensi-tsunami