Salin Artikel

Pengakuan Ketua Komisi III Saat Mulai Ikuti Rapat Bahas Transaksi Rp 349 T: Asli, Saya Enggak Paham

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengakui dirinya tak begitu paham ketika awal mengikuti jalannya rapat Komisi III membahas transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Hal itu disampaikannya ketika baru mendapatkan kesempatan bicara dalam rapat yang dilanjutkan, Rabu (29/3/2023) malam.

"Setelah rapat panjang, saya juga duduk di sini, mendengarkan. Asli ini pak, saya ora mudeng (enggak tahu)," kata Pacul di hadapan Menko Polhukam Mahfud MD yang menjadi peserta sidang, Rabu malam.

"Jujur, saya ndak ngerti Pak. Ndak mudeng (enggak paham), pak," tambah dia meyakini.

Namun, setelah mengikuti rapat dan melihat dinamika yang ada, Pacul mengaku sedikit demi sedikit paham.

Dia mengaku belajar soal peraturan Undang-Undang hingga duduk persoalan transaksi yang pertama kali diungkapkan oleh Mahfud itu.

"Tapi karena ada dinamika tadi, ada kontradiksi terpaksa duduk, belajar mbaca undang undangnya, mbaca peraturannya, baru kita tahu, oh ini toh masalahnya," imbuh dia.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI-P ini menambahkan, terkait transaksi mencurigakan itu, Komisi III sudah mempersoalkan sejak lama.

Bahkan, persoalan itu juga dibawa dalam grup Whatsapp Komisi III.

Kata Pacul, banyak anggota Dewan yang mengusulkan persoalan ini diselesaikan melalui hak angket dan panitia khusus (Pansus).

"Sampai bingung pak enggak bisa bedain antara angket sama interpelasi," tutur dia.

Pacul mengakui, dirinya memang tak paham soal bidang hukum, terlebih terkait keuangan.

Sebab, ia dibesarkan oleh Komisi VII DPR di mana membidangi energi.

"Izin kalau kesimpulan saya salah tolong disalahkan, karena ilmu ini, kalau analisis transaksi keuangan pasti saya bukan jagonya. Kalau urusan krenik krenik pasal hukum, pasti saya bukan jagonya. Saya enggak paham, saya orang lapangan, saya besar di Komisi VII," kata Pacul lagi.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/29/23120941/pengakuan-ketua-komisi-iii-saat-mulai-ikuti-rapat-bahas-transaksi-rp-349-t

Terkini Lainnya

Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke