Salin Artikel

Nasib Anies Usai Surya Paloh Bertemu Jokowi: Ditinggalkan Nasdem atau Tetap Maju Bacapres?

Pertemuan ini terjadi tepat ketika sejumlah petinggi Nasdem menyambangi Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Menteng, Jakarta.

Dua momentum besar ini dinilai mempunyai dua makna penting yang erat kaitannya dengan nasib mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Makna tersebut yakni antara Nasdem meninggalkan Anies di tengah kebuntuan penjajakan Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), atau tetap mengusung Anies sebagai bacapres.

Pertemuan satu jam

Pihak Istana Negara membenarkan bahwa Jokowi menjamu Paloh pada Kamis sore.

"Betul ada pertemuan tersebut kemarin sore," ujar Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin saat dikonfirmasi, Jumat (27/1/2023).

Ketua DPP Nasdem Sugeng Suparwoto mengungkapkan, Paloh bertemu dengan Jokowi sekitar satu jam lamanya.

"Saya mendengar (pertemuannya) satu jam lebih. Intinya itu intens sekali, dan tidak sekadar bertemu secara formal,” ujar Sugeng kepada Kompas.com, Jumat kemarin.

Meski demikian, Sugeng belum mengetahui topik pembicaraan kedua tokoh tersebut dalam pertemuan ini.

Di sisi lain, Sugeng tak sepakat jika pertemuan Jokowi dan Paloh dikaitkan dengan langkah Nasdem bertemu Gerindra dan PKB di hari yang sama.

Sugeng menegaskan pertemuan tersebut menunjukkan bahwa hubungan Jokowi dan Surya Paloh baik-baik saja.

"Pak Surya enggak ada masalah, kan secara politik jelas kan, bahkan saya bilang, saya mewakili sikap Nasdem bahwa kita berkoalisi sampai 2024," sebut dia.

Sugeng menambahkan, bagi Paloh, pertemuannya dengan Jokowi tersebut merupakan bagian dari membangun kebersamaan.

Apalagi, kata dia, Surya dan Jokowi sudah tak berkomunikasi dalam beberapa bulan terakhir.

"Bagai kakak-adik yang kurang lebih selama tiga bulan tidak berkomunikasi. Lantas dengan sangat baik,” kata dia.

"Pak Jokowi selalu membuka pintu istana, dialog untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto di Kantor DPC PDI-P Kota Bandung, Bandung, Jawa Barat, Jumat kemarin.

"Tapi, ketika dialog itu ada yang menyalahgunakan hanya untuk kepentingan politik sesaat, hanya untuk kepentingan partainya, maka Jokowi punya kewenangan untuk mengambil suatu tindakan strategis seuai kewenangan presiden," ujarnya lagi.

Hasto menilai, pertemuan Paloh dan Jokowi sekadar pertemuan antar pimpinan partai politik dengan kepala negara.

Ia juga mengungkapkan bahwa Jokowi bakal mengumpulkan atau bertemu pimpinan partai politik, sebelum mengambil keputusan penting.

"Misal akan ada reshuffle, Pak Jokowi melakukan pemberitahuan. Tapi, pertemuan dengan Pak Surya Paloh ya bagaimana pertemuan dengan ketum parpol yang lain," kata Hasto.

Pertemuan Lebak Bulus

Sehari setelah Paloh dan Jokowi menggelar pertemuan, serta kunjungan petinggi Nasdem ke Sekber Gerindra-PKB, Anies menggelar pertemuan dengan tim kecil bakal Koalisi Perubahan bersama Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Pertemuan ini digelar di Pendopo Anies, Lebak Bulus, Jakarta, Jumat.

Usai pertemuan tersebut, Anies mengklaim tim kecil ini tetap akan solid untuk memuwujudkan Koalisi Perubahan.

"Guyub suasananya, solid, siap untuk bergerak bersama,” ujar Anies, Jumat kemarin.

Menurutnya, selama ini tim kecil ini rutin menggelar pertemuan setiap pekan. Artinya, penjajakan Koalisi Perubahan terus berjalan hingga saat ini.

"Biasanya, kegiatan kumpul-kumpul kita enggak terliput, kali ini terliput," kata Anies.

Sementara itu, perwakilan Anies dalam tim kecil bakal Koalisi Perubahan, Sudirman Said mengungkapkan pertemuan kali ini spesifik membahas kesungguhan Demokrat mendukung Anies sebagai bacapres.

"Nah, kita ingin mendengar penjelasan langsung dari teman-teman Demokrat tapi juga mungkin nanti dari PKS, dan mungkin disusul dengan Partai Nasdem," kata Sudirman.

Dua makna

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin meyakini pertemuan Paloh dan Jokowi mempunyai maksud, salah satunya berkaitan dengan langkah Nasdem yang mengusung Anies sebagai bacapres.

Apalagi, pasca-pengusungan tersebut, Nasdem dianggap bermain dua kaki.

Di satu sisi, Nasdem masih bagian dari koalisi pemerintahan. Namun, di sisi lain, Nasdem justru mengusung Anies yang identik sebagai antitesa dari Jokowi.

Apalagi, Nasdem juga tengah berupaya membangun koalisi bersama Demokrat dan PKS yang notabene merupakan kelompok oposisi.

Dua momentum tersebut, yakni antara Nasdem berpaling dan meninggalkan Anies di tengah kebuntuan tim kecil Koalisi Perubahan, atau tetap mengusungnya hingga menuju panggung Pilpres 2024.

"Pertemuan tersebut ada dua kemungkinan, melepas Anies suatu saat nanti, mungkin karena nanti dianggap tidak dapat partai koalisi misalkan karena PKS enggak mau, kan sekarang Demokrat sudah mendukung," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (28/1/2023).

"Atau Anies maju terus gaspol oleh Nasdem, Demokrat, dan PKS. Tetapi berat untuk menang," sambung dia.

Walaupun begitu, Ujang menilai, pertemuan tersebut juga sebagai upaya Paloh untuk mencairkan situasi politik yang belakangan ini mulai menghangat.

"Surya Paloh bertemu Jokowi ingin mencairkan situasi, ingin baikan, sekaligus izin atau pamit untuk bisa mendukung Anies Baswedan," terang dia.

(Penulis: Tatang Guritno, Nicholas Ryan Aditya | Editor: Novianto Setuningsih, Dani Prabowo)

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/28/13011561/nasib-anies-usai-surya-paloh-bertemu-jokowi-ditinggalkan-nasdem-atau-tetap

Terkini Lainnya

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke