Hal itu disampaikan pasca pernyataan Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet yang meminta penyelenggaraan Pemilu 2024 dipikirkan ulang.
“Dengan entengnya secara bergantian melantangkan wacana presiden tiga periode ataupun penundaan Pemilu 2024,” tutur Herzaky dalam keterangannya, Jumat (9/12/2022).
“Seakan-akan melanggar konstitusi, mengkhianati amanah reformasi 1998 yang membatasi kekuasaan presiden maksimal dua periode, itu hal receh dan biasa saja bagi mereka,” ungkap dia.
Ia menganggap pernyataan itu tak menunjukan empati pada kondisi masyarakat saat ini.
Dalam pandangannya, sejumlah elit politik di lingkar kekuasaan Presiden Joko Widodo hanya memikirkan kepentingan golongannya sendiri untuk melanggengkan kekuasaan.
“Sudah ditolak keras oleh rakyat, tapi masih terus mencoba dengan segala pembenaran,” ucap dia.
Herzaky khawatir hal itu justru dapat menjerumuskan Jokowi untuk mengkhianati reformasi dan demokrasi.
“Lebih baik para elite politik pendukung Jokowi, fokus membantu Presiden menyelesaikan berbagai permasalahan negeri ini,” tandasnya.
Diketahui, Bamsoet mendorong agar penyelenggaraan Pemilu 2024 dipikirkan ulang.
Ia menilai ada berbagai persoalan bangsa yang mesti dipikirkan. Salah satunya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Selain itu, Bamsoet pun khawatir atas ancaman yang akan terjadi karena situasi global yang tak menentu.
"Nah ini juga harus dihitung betul, apakah momentumnya (Pemilu 2024) tepat dalam era kita tengah berupaya melakukan recovery bersama terhadap situasi ini. Dan antisipasi, adaptasi terhadap ancaman global seperti ekonomi, bencana alam, dan seterusnya," papar dia dalam tayangan YouTube Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).
https://nasional.kompas.com/read/2022/12/09/16211371/bamsoet-minta-pemilu-2024-ditunda-demokrat-seakan-melanggar-konstitusi-hal