Sebab, ke-13 anak tersebut mengalami gagal ginjal akut padahal tidak mengonsumsi obat sirup.
“Di sini juga ada informasi ada yang meninggal ini sedang ditelusuri di Yogyakarta yang ternyata tidak mengkonsumsi obat-obatan, seperti yang disebutkan,” ucap Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Brigjen Pipit Rismanto dalam tayangan Youtube Badan POM RI, Senin (31/10/2022).
Diketahui, beberapa obat sirup mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) dengan konsentrasi yaang melebihi ambang batas aman diduga menjadi penyebab kasus gagal ginjal akut.
Pipit mengatakan, pihaknya juga akan mencari tahu penyebab tersebut, termasuk apabila ditemukan pengembangan ada obat lain di luar 3 obat sirup yang telah ditarik dari peredaran oleh pihak Badan Pengawas dan Makanan (BPOM).
Selama proses investigasi, Pipit mengharapkan dukungan dan sikap koperatif dari keluarga pasien. Hal itu diperlukan dalam rangka mempercepat investigasi yang dilakukan tim.
“Kita semua inginkan bahwa kluarga pasien pun bisa terbuka dengan kondisi yang ada, bisa memberikan obat-obatan, apakah obat-obatan sama dengan yang ada di depan kita, apakah ada obat-obatan baru, artinya bahwa kami akan lakukan investigasi secara komperhensif,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menemukan 13 anak yang mengalami gagal ginjal akut misterius medio Januari hingga Oktober 2022.
Dari 13 anak yang mengalami gagal ginjal, lima anak dinyatakan meninggal dunia dengan unknown etiology atau tidak diketahui penyebabnya.
Dari kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie menjelaskan bahwa dari 13 anak itu tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi obat sirup.
"Enggak ada info itu (mengonsumsi obat sirup). Tapi yang jelas yang 5 meninggal itu tidak diketahui (penyebabnya). Dan tidak pernah ada kelainan ginjal 14 hari sebelumnya memang, 2 minggu atau sebulan enggak ada. Enggak ada (riwayat sakit). Khususnya yang ginjal," ujarnya, Rabu (19/10/2022).
Ia menyampaikan dari 13 kasus ini, dalam rentang tiga sampai lima hari tanda yang paling krusial adalah urin tidak keluar seperti biasa atau urin tidak keluar sama sekali.
Dari jumlah tersebut, 73 orang masih menjalani perawatan, 157 orang meninggal dunia, dan 39 pasien sembuh.
Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan kemungkinan besar penyebab utama kasus gagal ginjal akut adalah obat sirup yang mengandung cemaran EG dan DEG dengan konsentrasi yaang melebihi ambang batas aman.
"Penyebabnya kita sudah hampir kemungkinan besar ya, kemungkinannya tinggi sekali itu disebabkan oleh obat (sirup)," ujar Budi Gunadi di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).
Menurut Budi Gunadi, sejak peredaran obat sirup yang memiliki kandungan tersebut ditarik, jumlah kasus gagal ginjal akut menurun drastis.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/31/16265421/polri-dalami-soal-13-anak-yang-alami-gagal-ginjal-di-yogyakarta-tapi-tak