Ketiga buku tersebut berjudul "Bulir-bulir Refleksi Sang Mujahid” (Kompas, 2022), “Indonesia Jelang Satu Abad, Refleksi tentang Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan” (Mizan, 2022), dan “Al-Quran Untuk Tuhan Atau Untuk Manusia?” (Suara Muhammadiyah, 2022).
Direktur Eksekutif Maarif Institute Abdul Rohim Ghazali mengapresiasi pemikiran-pemikiran kritis almarhum Buya Syafii terkait isu-isu keislaman, kebangsaan, kemanusiaan, kebhinekaan, dan keadilan sosial.
Ia mengatakan kumpulan tulisan Buya Syafii tersebut sebelumnya tercecer di media, baik di Kompas maupun di Republika.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada penerbit, Kompas, Mizan dan Suara Muhammadiyah, yang dengan tulus menerbitkan kumpulan karya tulis Buya Syafii, sehingga kini sudah bisa dinikmati oleh anak anak bangsa,” kata Rohim.
"Kami berharap kehadiran ketiga buku ini dapat memberikan sumbangan dalam memperkaya khazanah Islam Indonesia”, ujar Rohim.
Sementara itu, tokoh perempuan Muslim, Musdah Mulia menyebut Buya Syafii merupakan sosok yang berani mengungkapkan pendapat secara kritis, obyektif dan jernih.
Menurut dia, sosok seperti Buya Syafii dibutuhkan bangsa Indonesia sekarang ini.
“Buya juga orang yang berempati pada orang-orang yang mengalami penindasan. Itu terlihat ketika Buya dengan berani tanpa rasa takut menyebut Ahok tidak menghina Al Quran, khususnya Surat Al-Maidah 51,” tegas dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/27/21012101/maarif-institute-luncurkan-tiga-buku-karya-buya-syafii