Salin Artikel

Semasa SMP, Jokowi Dikenal sebagai Sosok Pendiam, Kalem, dan Tak Pernah Macam-macam

SOLO, KOMPAS.com - Karakter tenang dan tidak banyak bicara pada sosok Presiden Joko Widodo yang kita lihat saat ini, rupanya memang sudah bawaan sejak kecil hingga remaja.

Hal itu dikonfirmasi rekan satu angkatan Jokowi di SMPN 1 Surakarta bernama Utomo Putro saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (15/10/2022).

"Beliau itu dulu terkenal pendiam, anteng, kalem, dan enggak pernah macam-macam," ujar Utomo.

Utomo sebenarnya tidak pernah satu kelas dengan Jokowi pada masa SMP. Saat pertama kali menjejak kelas 1 pada Januari 1974, Utomo ditempatkan ke kelas 1-B. 

Sementara Jokowi masuk ke kelas 1-C. Begitu pula kelas 2 dan 3, Utomo tidak sekelas dengan Jokowi.

Pada zaman itu, formasi siswa/i tak berubah meskipun naik ke kelas selanjutnya. Oleh sebab itu, teman sekelas pada kelas 1 akan bertahan hingga lulus.

Adapun, waktu kelulusan angkatan Utomo dan Jokowi adalah November 1976.

Meski demikian, pada saat kelas 2 SMP, Utomo diberikan kepercayaan untuk menjadi Wakil Ketua OSIS SMPN 1 Surakarta. Oleh sebab itu, ia sering berinteraksi dengan teman seangkatan di luar kelasnya, termasuk Jokowi.

"Kalau ditanya ke teman-teman satu kelas, atau guru-gurunya, pasti semua bilang sama. Pak Jokowi itu dulunya anteng, pendiam," ujar Utomo.

"Misalnya pas jam istirahat kan ada waktu sekitar 15 menit sampai 30 menit. Keluar semua ke kantin atau main. Itu kalau ketemu, ya cuma say halo saja. Memang tidak banyak bicara," lanjut dia.

Sebagai saksi yang melihat sendiri perjalanan Jokowi di masa SMP, Utomo sekaligus menepis kabar yang menyebut bahwa ijazah Jokowi palsu.

Bahkan ia berani menyandingkan ijazahnya dengan ijazah SMP Jokowi untuk membuktikan keasliannya.

"Karena saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Jokowi merupakan alumni SMP Negeri 1 Surakarta, yakin banget. Ijazahnya sama, ditandagangani oleh kepala sekolah yang sama," ujar dia.

Bambang yang merupakan penulis buku "Jokowi Undercover" menggugat Jokowi ihwal dugaan menggunakan ijazah palsu saat mengikuti Pilpres 2019.

Tak hanya Jokowi, pihak yang digugat lainnya adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Gugatan itu terdaftar dalam perkara Nomor 592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst dengan klasifikasi perbuatan melawan hukum (PMH).

Penggugat meminta agar Jokowi dinyatakan telah membuat keterangan tidak benar dan/atau memberikan dokumen palsu berupa ijazah SD, SMP, dan SMA atas nama Joko Widodo.

Penggugat juga meminta agar Jokowi dinyatakan melakukan PMH karena menyerahkan dokumen ijazah yang berisi keterangan tidak benar dan/atau memberikan dokumen palsu sebagai kelengkapan syarat pencalonannya sesuai aturan KPU.

Belakangan, Bambang Tri ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penyebaran ujaran kebencian berdasarkan SARA dan atau penistaan agama. Dalam kasus yang sama, polisi juga menetapkan Sugik Nur sebagai tersangka.

Pentersangkaan keduanya merujuk pada video yang diunggah Sugik Nur di channel Youtube-nya, Gus Nur 13 Official.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/17/16510771/semasa-smp-jokowi-dikenal-sebagai-sosok-pendiam-kalem-dan-tak-pernah-macam

Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke