Salin Artikel

Menyambut Anak-anak di Lapangan Hijau

Meski bagaimana pun, anak-anak tetap memerlukan pengenalan dan stimulasi terkait lingkungan yang beragam. Termasuk situasi pertandingan sepak bola.

Stadion olahraga faktanya sudah menjadi ruang pendidikan bagi anak. Di stadion anak-anak belajar tentang hobi, kesungguhan, kerjasama, semangat berprestasi, sportivitas, fair game, kreativitas dan hal-hal lainnya terkait olahraga.

Mereka juga berkesempatan belajar tentang kehidupan: berinteraksi dengan orang yang semula tak dikenal, kegiatan outdoor bersama ayah bunda, proses pembangunan jati diri melalui aktivitas menemukan idola, dan keasyikan-keasyikan lainnya.

Klub ternama seperti West Ham United bahkan mengenakan tarif ratusan euro bagi anak-anak yang ingin menginjak lapangan rumput sambil bergandengan tangan dengan pesepakbola favorit mereka sesaat sebelum peluit ditiup.

Manajemen klub Chelsea juga memiliki daftar tunggu yang sangat panjang bagi para bocah yang ingin merasakan keseruan memasuki lapangan hijau bersama jago-jago sepakbola di tengah gemuruh ribuan penonton fanatik.

Jangankan anak-anak; saya saja yang sudah beranak cucu ini masih memimpikan dapat menjadi escort atau maskot bagi pemain sekaliber Messi, Ronaldo, Salah, dan Bima Sakti! Tidak sebatas sebagai penonton, tentunya.

Begitu dahsyatnya sepak bola, sekian banyak negara maju bahkan menyelenggarakan liga khusus bagi anak-anak.

Dapat dibayangkan keseriusan negara-negara itu melakukan pembinaan bakat-bakat belia. Dengan tempaan istimewa, manusia ajaib berjulukan El Pelusa cilik pun kemudian tumbuh menjadi seorang Maradona yang kharismatik.

Alhasil, sudah menjadi kesadaran global bahwa stadion olah raga–khususnya stadion sepak bola– sudah merupakan lingkungan yang siap menyambut anak-anak dengan penuh sukacita dan rasa tanggung jawab.

Sepak bola, dengan kata lain, adalah bahasa universal dengan sejuta aksen yang layak dinikmati oleh setiap usia.

Kesadaran akan hal itu pula yang sepatutnya juga diperagakan oleh otoritas keamanan. Tindakan mereka, dalam situasi seperti apa pun di lingkungan stadion, selayaknya selalu dilakukan secara terukur.

Termasuk terukur dengan pemaknaan bahwa ada anak-anak di lingkungan yang sama yang dapat saja terkena dampak dari perbuatan yang dilakukan aparat keamanan, terlebih dalam situasi krisis sebagaimana yang berlangsung pasca laga Arema versus Persebaya.

Kesadaran semacam itu yang, saya khawatirkan, luput (dan perlu diinvestigasi) pada malam kejadian di Stadion Kanjuruhan.

Aparat seolah tidak tahu atau tidak ingat bahwa di tribun juga terdapat sekian banyak penikmat bola usia anak-anak.

Aparat juga seolah tidak cukup paham bahwa sifat gas adalah sangat mudah mengalir ke segala penjuru, termasuk ke arah anak-anak itu.

Sehingga, penggunaan gas air mata, apalagi ketika dilakukan di luar ketentuan, ternyata berdampak sangat buruk ke para penonton cilik.

Akibatnya, perhelatan yang sejatinya positif itu berubah seketika menjadi destruktif bagi banyak pihak, tak terkecuali juga bagi puluhan anak-anak.

Pihak pengelola stadion pun memiliki "panggilan" yang sama. Bahwa, seiring meningginya animo para belia datang langsung ke stadion untuk menyaksikan pertandingan sepak bola, stadion harusnya dibangun secara lebih baik lagi, sehingga juga benar-benar layak anak dan patut dikunjungi oleh pengunjung anak-anak.

Pada titik itu, pengelola stadion dan klub-klub sepak bola di Tanah Air patut berguru pada klub Manchester City (Mancity).

Mancity bahkan sampai mengeluarkan selebaran yang dikhususkan bagi penonton dewasa yang mengajak putra-putri mereka berusia kanak-kanak.

Mancity mempersilakan siapa pun bisa datang ke stadion. Namun Mancity juga mengingatkan bahwa orang dewasa harus mempertimbangkan masak-masak kesiapan mereka dan anak-anak mereka sebelum berangkat ke lapangan laga.

Mancity juga berpesan bahwa orang dewasa patut bertanggung jawab penuh atas keikutsertaan anak-anak bersama mereka.

Berikutnya, Mancity menguraikan pokok-pokok penting terkait beberapa hal. Yakni, cuaca, kebisingan, efek benturan bola, gelang khusus bagi penonton cilik, anak hilang atau tersesat, situasi darurat, dan keharusan penonton dewasa untuk selalu mendahulukan kebutuhan anak-anak yang mereka bawa.

Selama berlangsungnya pertandingan, Mancity juga menyediakan petugas-petugas khusus untuk menerima pengaduan atau pun keluhan tentang anak-anak di stadion.

"Injury Time"

Sayang beribu sayang, "injury time"--dalam makna denotatif–di Stadion Kanjuruhan justru dimulai seiring pluit akhir pertandingan Arema versus Surabaya.

Peristiwa menyedihkan sekaligus menggeramkan itu mencederai Visi FIFA 2020-2023, yakni menjadikan sepak bola sebagai olahraga yang benar-benar mengglobal.

Visi tersebut merefleksikan komitmen FIFA untuk menjadikan sepak bola sebagai olah raga yang aman sekaligus bentuk dukungan terhadap hak asasi manusia.

Dan anak-anak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang diistimewakan oleh FIFA, dibuktikan dengan dikeluarkannya safeguarding khusus guna melindungi para warga cilik itu.

Pada akhirnya, terkenang ucapan Presiden FIFA suatu ketika. Ujarnya, jutaan anak di seluruh penjuru dunia terlibat dalam sepak bola.

Ada satu kesamaan di antara mereka: hak anak untuk menikmati sepak bola di lingkungan yang aman dalam naungan budaya yang saling memahami dan menghargai.

Tragedi Stadion Kanjuruhan, yang menjatuhkan korban ratusan jiwa dan belasan anak-anak, adalah bukti yang tak dapat diingkari.

Bahwa, masih panjang dan terjal jalan yang harus kita tempuh bersama untuk menjelmakan perkataan Presiden FIFA itu sebagai kenyataan di Tanah Air kita. Tanah Air para pegila bola! Tanah Air bagi jutaan talenta muda sepak bola!

Gas air mata sudah pupus. Namun air mata masih terus tertumpah. Kita menanti jawaban dan tanggung jawab atas itu semua. Semoga.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/06/16294281/menyambut-anak-anak-di-lapangan-hijau

Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke