Salin Artikel

Sindir Pemerintahan Jokowi, AHY: Mereka yang Kritik Pemerintah Jadi Musuh Negara

Putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyebut, mereka yang berbeda pendapat sering kali dianggap sebagai musuh negara.

Hal ini diungkap AHY dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat Tahun 2022 hari kedua di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (16/9/2022).

"Demokrasi menghendaki adanya kepercayaan. Demokrasi tidak berjalan, jika orang yang berbeda pendapat, dianggap sebagai musuh. Apalagi menganggap mereka yang mengkritik pemerintah, sebagai musuh negara," kata AHY dalam Rapimnas, Jumat.

Menurut dia, jauh sebelum Indonesia merdeka, ada seorang pahlawan nasional yang menyatakan agar jangan menjadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan.

Pahlawan nasional itu ialah Kiai Haji Hasyim Asy’ari yang menyampaikan pesan tersebut pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke-11, tanggal 9 Juni 1936.

Dalam pesannya, Hasyim Asy'ari mengatakan, menjadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat dan menutup pintu kebaikan.

"Untuk itu Demokrat berpandangan, tidak seharusnya perbedaan pendapat, apalagi perbedaan identitas, menjadi sumber permusuhan dan perpecahan bangsa," ucap AHY.

Lebih lanjut, AHY membeberkan data dan riset yang berhubungan dengan kebebasan berpendapat.

Salah satu survei yang ia kemukakan adalah survei Indikator Politik pada bulan Februari 2022.

Survei menunjukkan, 62,9 persen masyarakat takut untuk menyatakan pendapat. Bahkan, rakyat semakin takut karena perlindungan terhadap data pribadi masih sangat lemah.

Lalu, hasil riset gabungan LP3ES dengan University of Amsterdam dan sejumlah lembaga lainnya pada tahun 2021 mengungkap fakta pasukan cyber bayaran atau buzzer menyerang Partai Demokrat dan masyarakat secara sistematis dan masif.

"Ini tentu sebuah berita buruk dalam kehidupan politik dan demokrasi kita. Ketika saya mengunjungi Deli Serdang, Sumatera Utara, seorang mahasiswa mengejar saya. Ia mengadu. Merasa ketakutan terancam dijerat Undang-Undang ITE karena menyampaikan kritik kepada pemerintah," kata AHY.

Partai Demokrat menggelar Rapimnas selama dua hari hingga Jumat (16/9/2022).

Ada tiga agenda besar yang dibahas yakni soal kondisi masyarakat saat ini, masukan penentuan koalisi dan figur capres-cawapres, dan strategi pemenangan Pemilu 2024.

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/16/18033371/sindir-pemerintahan-jokowi-ahy-mereka-yang-kritik-pemerintah-jadi-musuh

Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke