Hal ini disampaikan Ma'ruf saat menghadiri Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional ISEI Tahun 2022 secara virtual, Rabu (22/8/2022).
"Bangsa kita patut bersyukur atas aneka pencapaian di tengah berbagai ragam persoalan, termasuk pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif, inflasi yang relatif terkendali, dan surplus neraca perdagangan," kata Ma'ruf, dikutip dari tayangan YouTube PP ISEI, Rabu.
"Sungguh pun begitu, kita wajib waspada karena aneka rintangan telah menghadang di depan mata," ujar dia.
Ia mengatakan, pada level global, inflasi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah menembus angka 8 persen sehingga harga pangan dan energi terus melonjak dan berdampak pada kenaikan harga di dalam negeri.
Menurut Ma'ruf, Indonesia pernah mengalami masalah serupa pada tahun 2008 ketika terjadi inflasi harga pangan dan energi hingga akhirnya pemerintah memilih menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) demi menjaga kesehatan fiskal.
Ia berpandangan, hal itu memberikan pelajaran bahwa Indonesia bisa keluar dari krisis dengan baik dan perekonomian Indonesia kembali pulih secara tahap demi tahap.
"Saya juga yakin perkara sosial-ekonomi yang dihadapi kali ini bisa dilalui dengan baik, Insya Allah, berbekal pengalaman dan pengetahuan tersebut," kata Ma'ruf.
Di samping itu, ia mengakui ekonomi domestik juga memiliki masalah serius yang harus ditangani dengan baik, salah satunya penurunan kontribusi sektor industri terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Artinya, pendalaman ekonomi yang bernilai tambah menjadi pekerjaan rumah di masa mendatang. Reindustrialisasi menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari," ujar Ma'ruf.
Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia ini juga berpandangan, kemandirian pangan dan energi belum sepenuhnya menjelma di Indonesia.
Padahal, dua sektor ini merupakan sektor basis yang menjadi tulang punggung perekonomian di samping sektor industri.
"Demikian pula dukungan sektor keuangan juga harus nyata terhadap sektor riil ini. Triple F (food, fuel, and finance) menjadi pusat pertempuran ekonomi yang mesti dimenangkan," kata dia.
Ma'ruf juga menekankan, pertumbuhan ekonomi mesti dibarengi dengan ikhitar mewujudkan pemerataan pembangunan di Tanah Air.
Ia mengingatkan, keadilan ekonomi merupakan mandat yang diwariskan oleh pendiri bangsa melalui Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sehingga kemajuan ekonomi tidak boleh menyebabkan ketimpangan di tengah masyarakat.
"Infrastruktur ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan teknologi mesti hadir sampai ke pelosok negeri. Pertumbuhan ekonomi harus menyentuh semua lapisan, bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang," kata Ma'ruf.
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/24/14293361/wapres-minta-publik-tetap-waspada-meski-situasi-ekonomi-ri-patut-disyukuri