Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menyebut, penularan subvarian baru ini 15 persen lebih cepat dibanding subvarian sebelumnya, yakni BA.5.
Selain itu, 53 persen lebih menular dibanding BA.2.75 di Asia.
Informasi cepatnya penularan ini juga disampaikan oleh The Centre for Medical Genomics di Rumah Sakit Ramathibodi Thailand.
"BA.4.6 adalah 15 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di dunia secara umum. BA.4.6 juga 12 persen lebih mudah menular dibanding BA.2.75 di dunia secara umum, dan bahkan dapat sampai 53 persen lebih mudah menular dari BA.2.75 di Asia," ucap Tjandra dalam siaran pers, Rabu (10/8/2022).
Tjandra mengungkapkan, subvarian BA.4.6 juga dapat sampai 28 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di Asia. Saat ini, varian tersebut sudah menyebar di 43 negara.
"BA.4.6 sudah dilaporkan ada di setidaknya 43 negara, dan diperkirakan sudah ada sejak beberapa minggu yang lalu," kata Tjandra.
Sementara itu, berdasarkan laporan Centres for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, 4.1 persen kasus Covid-19 di negara itu merupakan varian baru. Data ini diambil sampai tanggal 30 Juli 2022.
Persentase kasus di negara-negara bahkan lebih tinggi lagi. Jika persentase kasus Covid-19 secara nasional mencapai 4,1 persen, persentase di empat negara bagian mencapai 10,7 persen.
Empat negara bagian itu yakni Iowa, Kansas, Missouri, dan Nebraska. Di daerah mid-Atlantic dan di Selatan juga lebih tinggi dari rata-rata nasional.
"Dilaporkan sudah ada setidaknya 5.681 sampel BA.4.6 dalam 3 bulan terakhir ini, dan juga sudah dimasukkan dalam database dari GISAID (Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data) yang sudah kita kenal luas," ucap Tjandra.
Secara genomik kata Tjandra, subvarian BA.4.6 agak mirip dengan BA.4. Perbedaannya hanya pada mutasi spike atau tonjolan R346T.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini juga menyatakan belum ada bukti bahwa BA.4.6 akan menimbulkan penyakit lebih berat, dapat menghindar dari imunitas, atau resisten terhadap vaksin.
Dia berharap, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan adanya subvarian baru. Sebab, subvarian memang akan ada dari waktu ke waktu.
"Tetapi, perkembangan ini juga tidak boleh dianggap remeh. Perlu diperiksa dengan amat cermat tentang kemungkinan ada tidaknya BA.4.6 di negara kita, apalagi di tengah kenaikan kasus sekarang ini," jelas dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/10/15253791/muncul-subvarian-omicron-ba46-penularannya-53-persen-lebih-cepat-dari-ba275