Salin Artikel

Mimpi Kiai Jelang Pelengseran Gus Dur dan Doa untuk Megawati...

Setelah mendapatkan serangan bertubi-tubi, termasuk dari Partai Poros Tengah yang mengusungnya, mandat Gus Dur akhirnya dicabut Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Putri kedua Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid atau Yenny Wahid mengungkapkan keluarganya sudah memperkirakan terjadinya peristiwa bersejarah itu.

Sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), keluarganya lekat dengan hal-hal spiritual. Menurut Yenny, beberapa waktu sebelum Gus Dur lengser, sejumlah kiai memberitahu sebuah isyarat kejatuhan Gus Dur.

“Kami telah diberitahu oleh kiai-kiai, beberapa waktu lalu ada salah seorang kiai yang memperoleh mimpi setelah melakukan istikharah, dan setelah melakukan tirakat yang cukup lama," kata Yenny di Istana Merdeka sebagaimana dikutip dari Harian Kompas edisi 25 Juni 2001.

Yenny mengatakan dalam mimpinya, kiai tersebut sedang bersama Gus Dur di tepi laut. Tiba-tiba, seseorang mencuri sandal mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Setelah itu, lanjut Yenny, tersedia sepatu dan selop. Gus Dur kemudian memutuskan memilih mengenakan sepatu.

“Bapak memilih sepatu sambil berkata pada teman-teman perjalanannya, 'Ayo kita lanjutkan lagi dan pemandangan di pinggir lautan itu sangat indah'," ujar Yenny.

Menurut dia, mimpi itu ditafsirkan bahwa pelengseran ayahnya bukan akhir cerita. Mimpi itu bahkan isyarat perjuangan Gus Dur masih panjang. Ibarat kalimat, Yenny memaknai pemakzulan itu tak ubahnya tanda koma.

Pada hari-hari setelah lengser, keluarganya lebih memikirkan bagaimana kondisi kesehatan Gus Dur.

“Kami sekeluarga, menginginkan bapak agar konsentrasi dulu pada kesehatannya karena beliau masih sangat dibutuhkan oleh bangsa ini,” kata Yenny.

Lantas bagaimana keluarganya menyikapi Megawati Soekarnoputri, pengganti Gus Dur yang sebelumnya menjabat Wakil Presiden?

Yenny mengaku belum mengetahui sikap keluarganya satu per satu kepada Mega.

Namun, alih-alih mengutuk, Yenny justru memanjatkan doa untuk Mega. Ia berharap anak Presiden Soekarno itu tidak menghadapi kesulitan sebagaimana pernah dialami Gus Dur.

“Saya pribadi mendoakan Ibu Mega semoga beliau bisa mengalami masalah yang lebih mudah dibandingkan ayah saya dalam memimpin bangsa ini," tutur Yenny.

Yenny menyebut Mega justru membutuhkan doa dan bantuan karena bangsa Indonesia sedang menghadapi masalah yang sangat berat dan pelik.

“Beliau (Presiden Megawati) membutuhkan semua dukungan dan doa dari kita semua untuk kepentingan bangsa ini ke depan,” kata Yenny melanjutkan.

Tidak hanya mendoakan lawan politik ayahnya, Yenny bahkan menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak jika Gus Dur pernah melakukan kesalahan.

Yenny juga berterima kasih kepada masyarakat yang tetap mendung ayahnya di masa masa sulit.

Ia mengaku bangga dengan sikap ayahnya yang tetap memegang teguh prinsipnya dalam memilih langkah politik.

“Kami meminta maaf sebesar-besarnya," kata Yenny.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/24/14310591/mimpi-kiai-jelang-pelengseran-gus-dur-dan-doa-untuk-megawati

Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke